ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menepis kekhawatiran tentang kemungkinan penyebaran virus corona (covid-19) di Gedung Putih. Tetapi Trump mengatakan ia mungkin membatasi kontak dengan Wakil Presiden Mike Pence.
Berbicara di Gedung Putih, Trump mengatakan bahwa Pence berada di karantina setelah sekretaris persnya dinyatakan positif. Meskipun ia tidak mengatakannya secara langsung.
Katie Miller, Juru Bicara Pence, yang juga mengepalai gugus tugas virus corona Gedung Putih, dites positif terinfeksi virus korona pekan lalu. Selain juga seorang staf pribadi Trump.
Tiga anggota gugus tugas telah menjalani karantina. Mereka antara lain ahli penyakit menular Anthony Fauci, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Robert Redfield, dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, Stephen Hahn.
Seorang juru bicara Pence membantah pada akhir pekan bahwa Wakil Presiden AS itu juga dikarantina. Tetapi Trump menyiratkan hal tersebut ketika ditanya apakah akan telah mempertimbangkan membatasi kontaknya dengan Pence.
“Saya akan mengatakan bahwa dia dan saya akan membicarakan hal itu,” kata Trump pada konferensi pers, dikutip AFP, Selasa (12/5/2020).
“Selama periode karantina ini, kita mungkin akan berbicara. Aku belum melihatnya sejak itu,” jelas Trump.
“Kita bisa bicara di telepon. Dia dites negatif, jadi kita harus mengerti itu, tapi dia berhubungan dengan banyak orang,” ujar Trump mengenai Pence.
Tidak ada ancaman
Trump berusaha mengecilkan kekhawatiran tentang wabah virus di daerah sempit Sayap Barat Gedung Putih, di mana presiden bekerja di luar Kantor Oval.
“Kami ingin menjaga agar negara kami tetap beroperasi sehingga kami memiliki banyak orang yang masuk dan keluar (Gedung Putih) dan banyak dari orang-orang itu, sebagian besar dari orang-orang itu sudah diperiksa,” kata Trump.
“Semua orang yang datang ke kantor presiden akan diuji, dan saya tidak merasakan kerentanan apa pun,” sambungnya.
Trump, yang mati-matian berusaha untuk menghidupkan kembali ekonomi menjelang Pemilihan Presiden AS pada November, mengatakan AS membuat ‘langkah luar biasa’ dalam meningkatkan pengujian dan jumlah infeksi virus turun sangat cepat.
Dia mengatakan itu penting untuk membuat negara itu dibuka kembali. “Rakyat ingin negara kita terbuka,” tutur Trump.
“Beberapa negara bagian bisa bergerak lebih cepat. Orang-orang sekarat dalam posisi terkunci juga,” imbuhnya.
Trump tiba-tiba mengakhiri konferensi pers setelah pertukaran pendapatan dengan seorang reporter CBS News yang bertanya kepadanya mengapa ketika orang Amerika kehilangan nyawanya, dia terus bersikeras bahwa AS melakukan lebih baik daripada negara lain ketika datang untuk pengujian.
“Mereka kehilangan nyawa mereka di mana-mana di dunia,” kata Trump. “Dan mungkin itu pertanyaan yang harus kamu tanyakan ke China. Jangan tanya aku, tanyakan China pertanyaan itu, oke?,” ucap Trump.
Wartawan CBS, Weijia Jiang, yang merupakan keturunan China-Amerika, kemudian bertanya kepada Trump, “Mengapa Anda mengatakan hal itu kepada saya secara khusus?”
“Aku bilang. Aku mengatakannya kepada siapa pun yang akan mengajukan pertanyaan buruk seperti itu,” jawab Trump sebelum tiba-tiba mengakhiri konferensi pers.
Menurut data Universitas Johns Hopkins 12 Mei 2020 jumlah kasus positif covid-19 di Amerika Serikat mencapai 1.347.881 orang. Korban meninggal menyentuh angka 80.682 jiwa, sementara pasien yang sembuh mencapai 232.733 orang.
Sementara kasus positif secara global sudah menyentuh angka 4.177.587 orang. Korban meninggal akibat covid-19 secara global mencapai 286.330 jiwa dan yang sembuh mencapai 1.456.236 orang. (ATN)
Discussion about this post