ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatat penurunan keuntungan bersih pada kuartal III-2019 sebesar Rp561 miliar. Angka ini turun 11,13 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp631,13 miliar.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, Senin (28/10/ 2019), penurunan keuntungan bersih lantaran naiknya beban pokok perusahaan sebesar 29,87 persen menjadi Rp20,8 triliun. Padahal pada kuartal III-2018 perusahaan dapat mengontrol beban pokok penjualan hanya Rp16,07 triliun.
Menelisik beban pokok perusahaan tersebut, yang membuat pos keuangan itu membengkak adalah pembelian logam mulia. Perusahaan mencatat, pembelian logam mulia pada periode ini mencapai Rp16,24 triliun, naik 22,99 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp13,21 triliun.
Kemudian pemakaian bahan bakar sebesar Rp1,23 triliun, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,22 triliun. Akibatnya laba kotor perseroan turun lima persen menjadi Rp3,73 triliun dari Rp3,93 triliun.
Namun demikian, perusahaan tambang pelat merah ini mencatat peningkatan penjualan pada kuartal III-2019. Penjualan pada periode ini meningkat 23 persen dari Rp19,95 triliun menjadi Rp24,53 triliun.
Komoditas emas merupakan komponen terbesar dari pendapatan perusahaaan. Antam mencatat kontribusi dari penjualan emas setara dengan 69 persen dari total penjualan bersih dengan nilai Rp17,03 triliun.
“Komoditas emas merupakan komponen terbesar pendapatan perusahaan,” kata manajemen perusahaan.
Antam mencatat produksi komoditas emas dari Januari hingga September 2019 mencapai 1.495 kg. Sementara untuk penjualan, Antam mencatat penjualan emas mencapai 26.716 kg, atau tumbuh 19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 22.388 kg.
Perseroan juga mencatat volume produksi feronikel mencapai 19.052 ton nikel dalam feronikel (TNi). Penjualan feronikel pada periode ini naik tiga persen dari 19.149 TNi tahun sebelumnya menjadi 19.703 TNi.
“Penjualan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih Antam dengan nilai penjualan Rp3,61 triliun,” sebut manajemen.
Sementara untuk produksi bijih nikel, Antam mencatat produksi sebesar 7,4 juta wet metrik ton (wmt) atau naik 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 6,49 juta wmt. Sedangkan untuk volume penjualan tercatat naik 34 persen dari 4,11 juta wmt menjadi 5,5 juta wmt.
Lalu komoditas bauksit, Antam mencatat produksi mencapai 1,1 juta wmt , naik 40 persen dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 788 ribu. Penjualan komoditas bauksit ini juga meningkat 68 persen dari 693 ribu menjadi 1,16 juta.
“Perusahaan mecatatkan pendapatan dari komoditas bauksit sebesar Rp475 miliar,” tukas manajemen. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post