ASIATODAY.ID, JAKARTA – Dibalik insiden kapal tenggelam di Johar Bahru Malaysia, pada Rabu (15/12/2021) yang merenggut belasan korban jiwa, terungkap adanya praktek kejahatan perdagangan manusia
Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menduga para korban kecelakaan kapal tersebut merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) korban sindikat perdagangan manusia.
Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan, pihaknya akan menindaklanjutinya insiden itu secara serius dan melakukan investigasi menyeluruh. Pasalnya, dirinya menduga ada sindikat perdagangan manusia yang cukup rapi yang terlibat dalam pemberangkatan para korban tersebut.
“Kami akan bentuk tim khusus, terdiri dari BP2MI dan lembaga eksternal untuk menginvestigasi kejadian ini. Kami akan membuka tabir kejahatan kemanusiaan penempatan PMI ilegal ke Malaysia melalui Kepulauan Riau, khususnya dari Tanjung Pinang, atau pelabuhan-pelabuhan lainnya,” tegasnya Kamis (16/12/2021).
Menurut Benny, tim itu ditargetkan untuk bisa menyeret tidak hanya aktor lapangan, pemain lapangan, tapi siapapun yang memodali, dan siapapun yang terlibat membekingi atau membiarkan secara terus menerus terjadinya kejahatan kemanusiaan tersebut.
“Jika ditemukan bukti cukup kuat, kejahatan yang menurut banyak informasi sudah berlangsung lama ini melibatkan baik langsung maupun tidak langsung jajaran BP2MI, maka tidak segan saya bisa dan akan mengambil langkah pencopotan jabatannya, sekaligus tindakan hukum,” tegas Benny.
Benny menerangkan, berdasarkan laporan yang ia terima dari Kepala UPT BP2MI Wilayah Kepulauan Riau dan Konjen (Konsulat Jenderal) Johor Bahru, para PMI tersebut diduga kuat berangkat melalui jalur tidak resmi dari Tanjung Balau, 90 kilometer dari pelabuhan resmi di wilayah Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, menuju Johor Bahru, Malaysia.
Benny melanjutkan, informasi dari Konjen RI di Johor Bahru Sunarko, dari 50 orang yang ada di speed boat tersebut, 11 orang yang sudah dipastikan meninggal dunia dan ditemukan jenazahnya, dengan rincian 7 laki-laki dan 4 perempuan.
Sementara itu, korban selamat sebanyak 14 orang, yakni 12 laki-laki dan 2 perempuan, serta sebanyak 25 orang belum ditemukan dan masih dalam penyisiran Tim SAR.
Pada Rabu (15/12/2021) sore, aparat telah menemukan dua paspor dan beberapa boarding pass, kartu tes PCR, dan lain sebagainya. Adapun semua dokumen tersebut, telah diserahkan oleh kepolisian Malaysia untuk dilakukan identifikasi data dari korban yang bersangkutan.
Data sementara dari hasil identifikasi, korban teridentifikasi berasal dari Lombok, NTB dan Cilacap, Jawa Tengah. Dilaporkan juga bahwa korban selamat telah ditangani oleh pihak keamanan Malaysia, serta jenazah korban telah dievakuasi dari Rumah Sakit Sultan Ismail, Johor Bahru. (ATN)
Discussion about this post