ASIATODAY.ID, MALANG – Berbagai cara unik dilakukan oleh masyarakat setiap merayakan Hari Raya Idul Adha.
Di Kampung Temanggungan, Kota Malang Surabaya, masyarakat punya cara unik dan berbeda. Melalui tradisi arak-arakan hewan kurban, masyarakat berkeliling kampung sambil mengarak hewan kurban sebelum disembelih. Tradisi ini rupanya sudah berjalan puluhan tahun dan hingga kini tetap dilestarikan. Uniknya lagi, dalam arak-arakan hewan kurban ini, warga juga membawa banner, spanduk, balon, hingga flare.
Tak eyal, tradisi arak-arakan hewan kurban ini menarik tontonan warga dan wisatawan yang sedang berkunjung ke Malang. Warga rela menunggu di pinggir jalan untuk melihat tradisi ini.
Bagi panitia Kurban, perayaan Idul Adha tahun ini dinilai spesial karena bersamaan dengan momentum hari kemerdekaan Indonesia yang ke-74.
“Tradisi arak-arakan ini sudah berlangsung lama dan tetap dilestarikan. Maknanya untuk mempuasakan hewan kurban agar aliran darah yang keluar lancar dan daging jadi segar. Hal ini sudah menjadi tradisi kampung dan tradisi ulama NU di Kampung Temenggungan. Kami melestarikan tradisi itu,” terang Ketua Panitia Kurban Maulana Ababil, Minggu (11/8/2019).
Menurut Maulana, tradisi ini sudah diperkenalkan oleh ulama setempat sejak 1975.
Usai mengelilingi kampung dengan jarak kurang lebih 2 kilometer, hewan-hewan kurban dibuat berbaris mengantre sesuai nomor urut masing-masing sebelum disembelih oleh juru sembelih pantia. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post