ASIATODAY.ID, JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kian khawatir melihat wabah coronavirus (Covid-19) yang hingga kini belum mampu dibandung.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyuarakan keprihatinan mendalam tentang ‘peningkatan yang cepat dan penyebaran global’ kasus covid-19. Penyebaran virus mematikan itu, kini telah mencapai 205 negara dan wilayah.
Ghebreyesus mengatakan bahwa WHO, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) mendukung bantuan utang, yang nantinya digunakan untuk membantu negara-negara berkembang mengatasi konsekuensi sosial dan ekonomi pandemi.
“Dalam lima minggu terakhir telah terjadi pertumbuhan yang hampir eksponensial dalam jumlah kasus baru. Sedangkan jumlah kematian meningkat dua kali lipat dalam sepekan terakhir,” Tedros mengatakan pada konferensi pers virtual di Jenewa, melansir AFP, Kamis (2/4/2020).
“Dalam beberapa hari ke depan kita akan mencapai 1 juta kasus (covid-19) yang dikonfirmasi dan 50.000 kematian di seluruh dunia,” katanya.
China, tempat wabah virus corona pertama kali muncul pada Desember, justru melaporkan berkurangnya infeksi baru. Pada Rabu 1 April, China untuk pertama kalinya mengungkapkan jumlah kasus tanpa gejala, yang dapat memperumit bagaimana tren dalam wabah itu dibaca.
Angka terakhirnya mengecualikan 130 penderita baru dari penyakit yang sangat menular yang tidak menunjukkan gejala.
Ditanya tentang perbedaannya, Dr Maria ver Kerkhove, seorang ahli epidemiologi WHO yang merupakan bagian dari tim internasional yang pergi ke China pada Februari mengatakan, definisi WHO termasuk kasus yang dikonfirmasi laboratorium terlepas dari perkembangan gejala.
“Dari data yang telah kami lihat dari China khususnya, kami tahu bahwa orang-orang yang diidentifikasi, yang terdaftar sebagai tanpa gejala, sekitar 75 persen dari mereka yang benar-benar mengembangkan gejala,” kata Ghebreyesus.
Ghebreyesus menggambarkan mereka telah berada dalam ‘fase pra-gejala’.
“Wabah terus didorong oleh orang-orang yang menunjukkan tanda-tanda penyakit termasuk demam dan batuk, tetapi penting bagi WHO untuk menangkap spektrum penuh penyakit”, tambahnya.
“Banyak negara, negara-negara berkembang tidak dapat benar-benar mendukung masyarakat mereka terutama selama penutupan menyeluruh (lockdown), terutama anggota masyarakat yang bekerja untuk makanan sehari-hari mereka. Itulah sebabnya kami meminta komunitas internasional untuk memiliki pengurangan utang demi mendukung negara-negara tersebut,” Ghebreyesus menambahkan.
“Kami mengusulkan proses yang dipercepat untuk mendukung negara-negara sehingga ekonomi mereka tidak masuk ke krisis, (dan) komunitas mereka tidak masuk ke dalam krisis,” tandas Ghebreyesus. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post