ASIATODAY.ID, JAKARTA – World Bank mencatat, pandemi Covid-19 telah mengembalikan fokus peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mendukung perekonomian.
Selama dua dekade terakhir, BUMN telah menjadi salah satu perusahaan multinasional terbesar dan paling cepat berkembang.
Berdasarkan studi International Monetary Fund (IMF), dalam 10 tahun terakhir, BUMN telah meningkat posisinya di antara perusahaan-perusahaan terbesar di dunia dengan aset mencapai US$45 triliun atau 50 persen dari total PDB global.
“Banyak negara mengandalkan BUMN untuk mempertahankan lapangan kerja dan menjaga ekonomi mereka tetap bergerak. Dengan demikian, pemerintah tidak bisa lagi membiarkan BUMN gagal,” tulis World Bank, dikutip Sabtu (9/4/2022).
Menurut World Bank, BUMN bahkan telah berperan secara langsung dan tidak langsung dalam melawan Covid-19, seperti produksi vaksin, ventilator, dan masker.
Di Indonesia misalnya, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyediakan listrik bersubsidi untuk 30 juta pelanggan dan PT Bio Farma (Persero) juga aktif dalam mengembangkan vaksin Covid-19.
Sementara itu, di belahan dunia lainnya, BUMN di Albania, Bosnia dan Herzegovina, Makedonia Utara, dan Serbia, memberikan keringanan tagihan listrik kepada populasi yang rentan.
Catatan World Bank baru-baru ini menjelaskan bagaimana BUMN dapat memainkan peran penting, dengan memberikan bantuan kepada penduduk, tetap tahan terhadap guncangan, mendukung ekonomi dalam kesulitan, dan menyediakan lapangan kerja.
Selama krisis, rakyat telah menjadi perhatian utama, seperti kalangan rentan. Menjaga akses layanan masyarakat dan pengembangan program subsidi digalakkan.
Oleh karena itu, BUMN harus terus menjalankan skenario keuangan, menjaga kesinambungan layanan, dan melakukan upaya untuk menopang rantai pasokan.
Adapun pascakrisis, penguatan sistem evaluasi kinerja dan mendukung persyaratan akuntabilitas dan transparansi menjadi kunci. BUMN perlu mempersiapkan dan secara teratur memperbarui rencana pembiayaan dan pinjaman mereka untuk memastikan likuiditas yang cukup dalam keadaan normal dan krisis.
BUMN juga perlu mempertimbangkan sumber pendanaan darurat. Memasuki masa pemulihan, BUMN harus memiliki kesiapan menghadapi krisis di masa depan. Perusahaan plat merah harus diwajibkan menyiapkan rencana darurat dan kelangsungan bisnis secara terkoordinasi.
Sejalan dengan Transformasi BUMN Indonesia
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia, Erick Thohir mengapresiasi laporan World Bank yang mengakui peran penting Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam perekonomian negara berkembang.
Menurut Erick, catatan tersebut selaras dengan agenda transformasi BUMN di Indonesia. Pandemi juga mendorong perubahan model bisnis dan digitalisasi menjadi lebih cepat.
“BUMN pun harus adaptif dan berubah, baik dari transformasi bisnis hingga human capital. Kalau tidak berubah, pasti akan tertinggal,” kata Erick.
Menurut Erick, berdasarkan data dari International Monetary Fund (IMF) bahwa posisi BUMN kian penting dalam peta perusahaan-perusahaan dunia dalam 10 tahun terakhir. Untuk Indonesia, BUMN merupakan sepertiga kekuatan ekonomi bangsa.
Karena itu, Erick akan terus mendorong BUMN agar dapat terus meningkatkan kinerja sehingga memiliki kontribusi besar dalam pembukaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
“Terlebih, upaya perubahan BUMN telah terwujud dalam sejumlah program transformasi bisnis hingga human capital,” ujar Erick.
Hal itu pun membuahkan hasil positif dengan kenaikan laba bersih BUMN secara konsolidasi, dan juga berkontribusi terhadap pasar bursa Indonesia dengan 10 BUMN memiliki total valuasi hingga Rp 1.907 triliun.
“Alhamdulillah laba bersih BUMN itu hanya Rp 13 triliun pada 2020 dan melalui transformasi yang profesional dan transparan, sekarang laba bersih BUMN sudah mencapai Rp 90 triliun di 2021 Ini tentu pencapaian yang luar biasa dan harus terus ditingkatkan,” tandas Erick.
Lebih lanjut, Erick menjelaskan kinerja positif BUMN akan berdampak baik bagi negara yang tengah memerlukan tambahan dana di luar pajak.
“BUMN secara konsolidasi telah memberikan kontribusi sebesar Rp 377 triliun pada 2020 kepada negara dalam bentuk pajak, dividen, dan PNBP,” jelasnya.
Erick mengatakan, kontribusi tersebut akan digunakan pemerintah dalam melakukan percepatan pengentasan kemiskinan dan juga program-program pro rakyat. Seperti program pemerintah melalui PLN yakni stimulasi listrik secara gratis kepada pelanggan rumah tangga, industri, dan bisnis kecil dengan daya 450 VA.
“Sejak awal kita terus tekankan BUMN untuk transformasi agar BUMN ini pengelolaannya benar-benar profesional dan transparan,” terang Erick. (ATN)
Discussion about this post