ASIATODAY.ID, BANYUWANGI – Lembaga konservasi internasional, World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, menyumbangkan, Kapal Motor Floating Rangers Station (FRS) Menami kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Kapal tersebut akan dimanfaatkan oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) untuk mendukung Pendidikan dan Latihan konservasi perairan, kegiatan yang berkaitan dengan ekowisata bahari, serta survei wilayah perairan.
Serah terima dilakukan oleh Chief Operation Officer Yayasan WWF Indonesia, Lukas Adhyakso kepada Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta pada Minggu, 9 Oktober 2022, di Pantai Boom Banyuwangi.
Nyoman mengungkapkan, hibah kapal ini merupakan wujud sinergitas antara WWF Indonesia dengan KKP, dan juga merupakan salah satu implementasi perjanjian kerja sama yang sudah ditandatangani sebelumnya oleh BRSDM dengan WWF.
‘’Kami mengapresiasi kepercayaan yang diberikan Yayasan WWF Indonesia atas hibah kapal ini. Kami yakin kapal ini dapat bermanfaat untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan di Kementerian Kelautan dan Perikanan, khususnya bagi kami di BRSDM yang memiliki fokus utama pada pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia,’’ tuturnya.
Dalam pemanfaatannya, hibah ini juga bertujuan untuk menjadikan Menami sebagai sarana pendukung peningkatan kapasitas, pengembangan dan penerapan kegiatan, serta pelaksanaan pengabdian masyarakat terkait sumber daya kelautan, perikanan, dan konservasi yang dilaksanakan oleh BRSDM.
‘’Kapal FRS. Menami akan digunakan untuk mendukung tugas dan fungsi BRSDM, dalam hal kegiatan diklat kelautan, meliputi diklat konservasi perairan, kegiatan yang berkaitan dengan ekowisata bahari, survei wilayah perairan, dan lainnya. Kami juga sangat beruntung memperoleh hibah kapal dalam kondisi yang sangat baik sekali,’’ terangnya.
‘’Dengan tambahan kapal Menami ini tentunya akan memperkaya fasilitas ataupun sinergitas yang di bangun oleh BPPP Banyuwangi dengan mitra-mitra yang ada, di satu sisi kami juga tetap mengharapkan WWF dapat bersinergi memanfaatkan kapal tersebut sehingga kita berjalan bersama dalam program konservasi kelautan ke depanya,’’ lanjut Nyoman.
Hal senada disampaikan Aditya Bayunanda selaku Acting Chief Executive Officer Yayasan WWF Indonesia.
‘’Sudah saatnya KM. Menami melanjutkan tugasnya yang lebih besar. Kami sangat bangga dapat mendukung Program Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan, pelatihan dan penyuluhan di bidang pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan khususnya di wilayah bentang laut Sunda Banda dan juga mempercepat capaian dan target-target SDG Indonesia,’’ jelasnya.
KM. FRS Menami adalah kapal pinisi yang sudah berlayar sejak tahun 2004 dan telah menjalani docking besar pada tahun 2017. Menami telah mengarungi perairan Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, hingga perairan Bentang laut Sunda – Banda sebagai kapal riset dan edukasi konservasi kelautan tim Yayasan WWF Indonesia dan para mitra.
Menami sendiri merupakan sebutan lokal masyarakat Wakatobi untuk salah satu ikan karang bernilai ekonomis tinggi, yaitu ikan napoleon atau napoleon wrasse (Cheilinus undulatus). Nama ini diberikan karena KM. FRS Menami mengawali tugasnya sebagai kapal riset dan edukasi konservasi sumber daya kelautan dan perikanan yang beroperasi di perairan Wakatobi.
Kapal ini kerap digunakan untuk kegiatan pengambilan data, monitoring kesehatan ekosistem laut, hingga penjangkauan dan penyadartahuan masyarakat pesisir yang tinggal di daerah-daerah remote dan minim akses. (ATN)
Discussion about this post