• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Pasar CPO di Asia Diproyeksi Pulih Lebih Cepat

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
December 4, 2020
in Business
2 min read
0
Belanda Siap Galang Investor Global Dukung Produksi CPO Indonesia

Produksi Sawit Indonesia. ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
57 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Director Solvent Extractors’ Association of India BV Mehta mengungkapkan, industri CPO di Asia akan pulih lebih cepat.

Pasalnya, tren peningkatan permintaan produk minyak sawit Indonesia di tiga pasar utama Asia yaitu India, China dan Pakistan mulai terlihat pada kuartal ketiga 2020 setelah penurunan permintaan terjadi pada paruh pertama 2020.

“Di India, pandemi Covid-19 menyebabkan konsumsi minyak sawit menurun sampai 30 persen. Hingga  Oktober, impor minyak sawit turun dari 9,4 juta ton pada 2019 menjadi 7,2 juta ton di tahun 2020,” jelasnya saat menjadi pembicara di forum Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2020 New Normal yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (3/12/12).

RelatedPosts

PANDI Bidik Peringkat Pertama di ASEAN Pengelola Nama Domain

Nikel Melimpah, Indonesia Peluang Jadi Basis Lithium di Dunia

Bandara Internasional Guangzhou Diklaim Tersibuk di Dunia 2020

Mesir Bangun Jalur Kereta Cepat dari Laut Merah ke Mediterania

ILO: AS, Eropa dan Asia Tengah Alami Krisis Pasar Tenaga Kerja Paling Berat

Menurut Mehta, penurunan konsumsi minyak sawit ini tak hanya dipicu oleh pandemi, tetapi juga dipengaruhi kebijakan pemerintah India yang memberlakukan bea masuk tindak pengamanan dan dimasukkannya RBD palm olein dalam daftar komoditas yang dibatasi.

Walau demikian, Mehta mengatakan India setidaknya membutuhkan 8,4 sampai 9 juta ton minyak sawit pada 2021.

Sejauh ini impor dari Indonesia masih mendominasi pasar India dibandingkan dengan CPO dari Malaysia.

“Impor minyak nabati tertinggi India berasal dari minyak sawit bandingkan dengan minyak nabati lain. Impor ini masih akan meningkat sejalan dengan peningkatan populasi dan konsumsi,” paparnya.

Sementara itu, Presiden Chamber of Commerce for Import and Export of Foodstuffs Native Produce and Animal By-Product China, Cao Derong menerangkan penurunan konsumsi minyak sawit juga sempat terjadi di China.

Pada kuartal pertama 2020, impor minyak kelapa sawit turun signifikan menjadi 320.000 ton.

“Volume ekspor sawit ke China terus menyusut. Memasuki Juni 2020, volume impor minyak sawit kembali tumbuh 25,5 persen secara tahunan seiring dengan kebijakan penanganan wabah Covid-19,” jelas Cao Derong.

Menurut Cao Derong, minyak sawit merupakan minyak nabati impor terbesar di China. Konsumsi minyak sawit di China mencapai 40 persen dari total konsumsi yakni untuk industri kimia.

Pada 2019, China mengimpor 8,48 juta ton minyak sawit atau 66 persen dari total impor minyak nabati negara tersebut. Dari jumlah tersebut, Indonesia menjadi pemasok utama dengan volume mencapai 6,02 juta ton.

Cao Derong juga menyebutkan permintaan pasar yang cukup tinggi membuat China sangat bergantung pada impor minyak nabati terutama minyak sawit.

“Dengan pemulihan ekonomi yang terjadi di tahun 2021 terutama di industri katering, konsumsi minyak sawit diperkirakan akan meningkat,” terang Cao.

Meski demikian, Cao juga mengingatkan adanya dampak kebijakan insentif pemerintah Malaysia terhadap pasar China.

“Pemerintah Malaysia memiliki kebijakan insentif yang besar untuk mengekspor minyak kelapa sawit ke China. Akibatnya, ada gap harga minyak kelapa sawit antara Malaysia dan Indonesia yang menghasilkan penurunan keseluruhan dalam pengadaan China dari Indonesia,” pungkas Cao. (ATN)

Tags: Asia BusinessAsia TradeEkspor CPOIndustri Sawit
Previous Post

OECD: China akan Pimpin Pemulihan Ekonomi Global 2021

Next Post

Indonesia Jajaki Kerjasama SWF dengan Jepang

Related Posts

PANDI Bidik Peringkat Pertama di ASEAN Pengelola Nama Domain
Business

PANDI Bidik Peringkat Pertama di ASEAN Pengelola Nama Domain

January 27, 2021
Bandara Internasional Guangzhou Diklaim Tersibuk di Dunia 2020
Business

Bandara Internasional Guangzhou Diklaim Tersibuk di Dunia 2020

January 27, 2021
Efek Covid-19, Investasi Global Turun 40 Persen
Business

Asia Pimpin Arus Investasi Global, China Kini Geser Dominasi AS

January 25, 2021
Pertumbuhan Ekspor China Tidak Akan Bertahan Lama
Business

China Kuasai Transaksi Berjalan Global, Lewati Eropa dan AS

January 22, 2021
Ekspor Mobil Indonesia Capai 136 Ribu Unit Semester I-2019
Business

Industri Otomotif di Asia Tenggara Kian Bergairah

January 21, 2021
Malaysia Jadi Pasar Strategis Produk UMKM Indonesia
Business

Efek Covid-19, UMKM Indonesia Paling Terpukul di Asia Tenggara

January 21, 2021
Next Post
Indonesia Jajaki Kerjasama SWF dengan Jepang

Indonesia Jajaki Kerjasama SWF dengan Jepang

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Selain Bali, Indonesia Bangun Coral Garden di Lombok
  • PANDI Bidik Peringkat Pertama di ASEAN Pengelola Nama Domain
  • Gunung Merapi Erupsi, Semburkan 36 Kali Awan Panas Guguran
  • AS Tutup Pintu Masuk Wisatawan Global dari 30 Negara
  • Indonesia Hentikan Sementara Ekspor Benur Lobster
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.