ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) kini mulai diperhitungkan di Asia Pasifik.
Tahap awal, PANDI optimistis akan memimpin di kawasan ASEAN. Pasalnya, saat ini pengguna domain PANDI telah menyentuh angka 500 ribuan pada 25 Februari 2021.
Dalam periode 2012 hingga 2020, PANDI mencatatkan pertumbuhan pengguna mencapai 351 persen.
Dari 13 domain yang dikelola, .id masih memimpin dengan 193.280 pengguna, kemudian .co.id dengan 109.943 pengguna, dan .my.id dengan 99.855 pengguna.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Bisnis, Marketing dan Kerja Sama, Gunawan Tyas Jatmiko, capaian itu melalui proses panjang.
Ada 7 langkah strategis yang menjadi fokus perusahaan.
“Pertama, memudahkan syarat pendaftaran untuk nama domain .id dan my.id, lalu memperluas channel pemasaran di dalam dan luar negeri,” ujar dia melalui keterangan tertulisnya, Kamis (25/3/2021).
Selain itu, langkah lainnya adalah dengan menurunkan harga domain .my.id agar menjadi domain dengan harga termurah di Indonesia. Hal ini terbukti dapat memberikan dampak cukup signifikan.
“Dan juga memberikan penetapan batas harga terendah atau Harga Eceran Terendah (HET) kepada mitra penjualan dalam hal ini Registrar untuk menghindari perang harga dan sekaligus memberikan margin harga jual yang menarik sehingga para mitra semangat dalam menjual nama domain .id,” kata Gunawan.
Di samping itu, saat ini PANDI gencar berkolaborasi dengan mitra penjualan untuk melakukan kegiatan online maupun offline untuk meluaskan brand awareness nama domain .id.
“Berkolaborasi dengan komunitas di luar IT untuk memperkenalkan nama domain .id, sehingga persebarannya lebih luas,” katanya.
Seperti diketahui, PANDI memiliki program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN). Program tersebut berfokus pada digitalisasi aksara dari bahasa daerah di Indonesia. MIMDAN, kata Gunawan, telah mampu menjadi faktor pendorong PANDI dan domain .id dikenal di kancah internasional.
Sebelumnya, peningkatan jumlah domain yang cukup signifikan di tahun 2020, bahkan menyita perhatian Pengelola Domain Tingkat Asia Pasifik (APTLD). Pasalnya peningkatan pengguna domain .id yang signifikan tersebut, merupakan torehan tertinggi se-Dunia.
“Kami menerima pesan singkat dari APTLD, dalam pesan tersebut APTLD menyebut berdasarkan hasil report dari CENTR, terjadi kenaikan pengguna domain sebesar 40 persen, dan itu sangat signifikan. Hingga memaksa APTLD bertanya kepada PANDI strategi apa yang kami pakai hingga kenaikannya sampai begitu tinggi,” ungkap Gunawan.
Pertumbuhan domain .id sebanyak 37,9 persen pada tahun 2020, hal ini menjadikan nama domain .id menjadi nama domain yang paling agresif pertumbuhannya di Dunia.
Hal itu mengacu pada data pertumbuhan nama domain se-ASEAN per desember 2020 yang melingkupi negara Indonesia, Malaysia, Vietnam, Singapura dan Thailand, terlihat bahwa peningkatan signifikan berasal dari nama domain Indonesia (.id).
Mengacu data yang dikumpulkan oleh Gunawan, ia menyebut Vietnam masih unggul dengan domain .vn diantara negara-negara di Asean.
“Tapi dari statistik yang ada, domain .id menargetkan tahun ini bisa menyalip Vietnam, dan menjadi juara di ASEAN dengan mengalahkan .vn,” pungkasnya. (AT Network)
Discussion about this post