ASIATODAY.ID, JAKARTA – The Science Council of Asia (SCA) menyelenggarakan the 20th SCA Conference untuk pertama kalinya secara hybrid melalui daring dan tatap muka mempertimbangkan kondisi pandemi Covid-19.
SCA ini yang merupakan rangkaian acara konferensi, presentasi poster, Management Board Meeting dan General Assembly sebagai ajang diskusi di antara para ilmuwan, insinyur, pembuat kebijakan, dan mahasiswa dari Asia ini diselenggarakan pada tanggal 13 – 14 Mei 2021 di Guangdong China.
Konferensi ke-20 SCA mengusung tema “The Age of New Materials: Innovation for Sustainable Society” dan tiga belas topik utama terkait new materials dalam berbagai aspek dan Sustainable Development Goals (SDG’s).
Dalam sesi paralel yang digelar pada hari pertama, ada tiga topik yang didiskusikan yaitu Sustainablity, Social Diversity and Gender Equality, Green and intelligent Materials dan Function Materials for Informatics. Sedangkan dihari kedua konferensi membahas tentang Smart Transformation in Agriculture and Local Community, New Frontiers for Materials Design dan Advanced Energy Materials.
Plh kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono didampingi oleh Kepala Biro Kerja Sama, Hukum dan Hubungan Masyarakat, Mila Kencana hadir pada pertemuan Board Meeting dan General Assembly.
Pada kedua pertemuan tersebut diumumkan adanya pergantian kepengurusan yaitu President SCA yang sebelumnya dijabat oleh Wang Xi dari China Association for Science and Technology (CAST) sekarang diduduki oleh Jang-Moo Lee dari National Academy of Sciences, Republic of Korea.
Agus menyebutkan, dalam deklarasi SCA ke-20 ini dihasilkan beberapa poin penting yaitu kalangan ilmuwan perlu lebih memerhatikan dan melakukan upaya bersama untuk inovasi yang muncul dalam ilmu material.
“Selain itu interaksi material, informasi, energi dan lingkungan sangat menentukan keberlanjutan kehidupan ke depan,” kata dia dikutip dari LIPI, Kamis (20/5/2021).
Dikatakan, negara anggota SCA sangat menghargai keragaman sosial, kesetaraan gender, dan mempromosikan kemajuan ilmu pengetahuan untuk pertumbuhan ekonomi regional dan global dengan pelestarian yang lebih baik dari kekayaan budaya Asia.
“Anggota SCA akan memajukan kolaborasi ilmiah dan pendidikan bersama sebagai sarana untuk meningkatkan pengaruh Asia di kancah global,” tandasnya.
Sebagai informasi, SCA sendiri merupakan organisasi ilmiah internasional yang didirikan pada tahun 2000 oleh akademisi ilmiah Asia dan organisasi-organisasi ilmiah nasional.
Tujuan SCA adalah untuk meningkatkan pertukaran ilmiah, penelitian bersama dan kerja sama pada beragam bidang akademi di Asia. SCA terdiri dari 32 organisasi akademis dari 16 negara yaitu Bangladesh, Cambodia, China, India, Indonesia, Japan, Republic of Korea, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Philippines, Singapore, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam dengan sekretariat pada Science Council of Japan.
Konferensi tahunan SCA diadakan secara bergantian sehingga setiap negara/wilayah anggota dapat berpartisipasi secara aktif dan berkontribusi pada SCA. Untuk tahun 2022 mendatang, SCA ke-21 akan diselenggarakan di India. (ATN)
Discussion about this post