ASIATODAY.ID, JAKARTA – Produk nikel Indonesia dan Filipina mendapat dukungan penuh dari negara ASEAN agar bebas masuk pasar Amerika Serikat (AS).
Pertemuan negara-negara ASEAN dengan Vice President Amerika Serikat (AS) Kamala Harris dijadikan momentum untuk melobi AS terkait kebijakan Inflation Reduction Act (IRA).
Pada gelaran ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023, setidaknya 7 dari 11 negara ASEAN sepakat untuk mendukung potensi sumber mineral ASEAN, khususnya Indonesia dan Filipina untuk masuk dalam kriteria penerima insentif dari AS.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan pengajuan ASEAN terkait IRA dituangkan melalui inisiasi ASEAN Indo-Pacific Business Network (AIBN) yang dihadiri oleh delegasi AS, yakni Vice President Kamala Harris.
“Responnya sangat positif, sangat baik dan akan menjadi follow up. Ini jangka waktu diskusinya akan cepat karena diharapkan pada pertengahan November sudah ada langkah konkret,” kata Rosan di JCC, Rabu (6/9/2023).
Rosan menjelaskan bahwa Presiden Jokowi telah menjabarkan potensi besar sumber daya mineral, terutama nikel di ASEAN. Jokowi juga terus melobi AS agar Indonesia dan negara ASEAN lainnya mendapatkan insentif melalui AIBN.
Di sisi lain, Rosan memastikan bahwa tidak ada tensi panas yang terjadi dalam diskusi antara negara-negara Indo-Pacific. Pembicaraan berlangsung secara positif dan memberikan hasil yang potensial untuk masa depan.
“Kita bicara bagaimana ke depannya kita membangun perekonomian bersama-sama dan juga kita bersama-sama akan melihat beberapa hal yang memang penting untuk Indonesia,” tuturnya.
Menurut Rosan, diskusi lainnya akan terus berlanjut dan diharapkan selesai pada November, sebelum APEC United States 2023 dimulai pada 15-17 November 2023.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Indonesia sudah dekat dalam menyelesaikan permasalahan mengenai Inflation Reduction Act (IRA) Amerika Serikat.
Menurut Luhut, ia sudah ke Washington DC bersama dengan tim dan membentuk gugus tugas, berbicara dengan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, berbicara dengan USTR, dan dengan Gedung Putih.
“Saya yakin November mendatang [2023] kami akan mendapatkan solusinya,” jelas Luhut dalam Bloomberg CEO Forum di Hotel Fairmont, Rabu (6/9/2023).
Luhut mengutarakan bahwa hal ini dapat menguntungkan kedua belah pihak. Bukan hanya untung bagi pihak Indonesia, tetapi bagi AS. Sebab, negara tersebut bisa mengimpor nikel asal Indonesia.
“AS tidak memiliki bahan yang cukup untuk baterai lithium tanpa Indonesia. Dengan mereka memberikan lebih banyak insentif untuk baterai lithium mereka sendiri, tentunya akan lebih mahal,” ungkap Luhut.
Untuk diketahui, IRA merupakan undang-undang yang disahkan oleh Presiden AS Joe Biden pada 16 Agustus 2022 dan dinilai sebagai tindakan signifikan oleh kongres mengenai energi bersih dan perubahan iklim dalam sejarah bangsa.
Nilai investasi dari undang-undang tersebut adalah senilai US$370 miliar atau setara dengan Rp5,4 kuadriliun. Salah satu fasilitas kredit pajak konsumen atau consumer tax credit yang masuk dalam IRA merupakan kekhawatiran Indonesia dalam mengembangkan industri nikel untuk kendaraan listrik. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post