ASIATODAY.ID, JAKARTA – Sebanyak 97 ekor paus pilot dan tiga lumba-lumba hidung botol mati terdampar di Kepulauan Chatham yang terpencil di Selandia Baru. Penyebab kematian belum dipastikan.
Kepulauan itu berada sekitar 800 km dari lepas pantai timur Selandia Baru. Kebanyakan dari satwa laut itu terdampar selama akhir pekan, namun upaya penyelamatan terhambat oleh lokasi yang terpencil.
Departemen Konservasi Selandia Baru (DOC) mengatakan total 97 paus pilot dan tiga lumba-lumba hidung botol mati setelah terdampar. DOC mengaku diberitahu tentang insiden tersebut pada hari Minggu.
“Hanya 26 paus yang masih hidup pada saat ini, sebagian besar dari mereka tampak sangat lemah, dan di-eutanasia karena kondisi laut yang ganas dan hampir pasti ada hiu putih besar di air,” kata penjaga keanekaragaman hayati DOC Jemma Welch, seperti dikutip Reuters, Rabu (25/11/2020).
Fenomena terdampar massal cukup umum bagi satwa laut di Kepulauan Chatham. Menurut data otoritas setempat, sekitar 1.000 satwa laut mati dalam satu kali terdampar pada tahun 1918.
Paus terdampar massal telah terjadi sepanjang sejarah modern yang tercatat, dan mengapa hal itu terjadi adalah pertanyaan yang membingungkan para ahli biologi kelautan selama bertahun-tahun.
Pada akhir September, beberapa ratus paus mati di perairan dangkal di lepas pantai Australia di salah satu tempat terdamparnya paus massal terbesar di dunia. (ATN)
Discussion about this post