• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

ADB Bangun Hub Regional, Genjot Penerimaan Pajak di Asia Pasifik

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
September 17, 2020
in Business
3 min read
0
ADB: Pandemi Global Coronavirus Kian  Menggerus Ekonomi di Asia Timur

Markas Asian Development Bank (ADB). Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) mengembangkan hub skala regional sebagai platform untuk berbagi pengetahuan dan memperkuat kerjasama dalam kebijakan pajak serta administrasi pajak.

Hub ini ditujukan untuk lintas ekonomi di Asia dan Pasifik, beserta lembaga pembangunan multilateral.

Presiden ADB Masatsugu Asakawa mengatakan, pembentukan hub regional berangkat dari penerimaan pajak di negara berkembang Asia yang jauh lebih rendah dari negara umumnya.

RelatedPosts

ILO: AS, Eropa dan Asia Tengah Alami Krisis Pasar Tenaga Kerja Paling Berat

Investasi Global di Indonesia Dikuasai Singapura Sepanjang 2020

Asia Pimpin Arus Investasi Global, China Kini Geser Dominasi AS

Huawei Buka ASEAN Academy Engineering Institute di Indonesia

Kawasan Industri Jababeka Sambut Terbuka Relokasi Investor Global

ADB mencatat, kontribusi pajak terhadap penerimaan negara hanya 17,6 persen, sedangkan rata-rata negara Organsiasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mencapai 24,9 persen.

“Untuk di Asia Tenggara, rasio pajak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) lebih rendah dari 15 persen, yang kini dianggap sebagai level minimum untuk pembangunan berkelanjutan,” kata Asakawa di forum Tahunan ADB ke-53 yang digelar secara virtual, Kamis (17/9/2020).

Menyrutnya, pandemi Covid-19 telah memperburuk situasi. Tingginya tekanan terhadap output ekonomi dan penurunan pendapatan pajak, meninggalkan sedikit ruang bagi banyak negara untuk bisa menambah pinjaman luar negeri.

Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) menjadi salah satu masalah relevan yang menghambat penerimaan pajak Asia dan Pasifik.

Pasalnya, pasar dan potensi daya beli mereka sangat besar yang menjadi daya tarik besar bagi perusahaan multinasional.

“Ini akan membuat negara-negara tersebut lebih rentan terhadap praktik BEPS, kecuali ada tindakan tepat,” imbuhnya.

Selain itu Asia dan Pasifik merupakan satu-satunya kawasan yang tidak memiliki asosiasi perpajakan skala regional untuk bertukar pikiran serta memfasilitasi kesepakatan mengenai masalah perpajakan internasional serta regional. Sebab, perpajakan masih dinilai sebagai masalah kedaulatan tiap negara, sehingga pemerintah kerap tidak terikat dengan perjanjian global.

Menurut Asakawa, ada dua kunci sukses dalam mengatasi tantangan tersebut, khususnya dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di dunia yang kini sedang ditekan pandemi Covid-19.

“Terletak pada penguatan mobilisasi sumber daya domestik (Domestic Resource Mobilization/ DRM) dan kerja sama perpajakan (International Tax Cooperation/ ITC),” jelas Asakawa.

Hub regional ini akan fokus untuk mendorong DRM dan ITC melalui  kolaborasi erat antara otoritas keuangan dan pajak di tiap negara berkembang. Organisasi internasional turut dilibatkan, seperti Dana Moneter Internasional (IMF), OECD dan Bank Dunia, serta asosiasi pajak daerah.

Asakawa mengungkapkan, hub regional akan melayani berbagai fungsi seperti pengembangan kelembagaan dan kapasitas diantaranya dengan pertukaran informasi, berbagi pengetahuan di seluruh mitra, lembaga keuangan internasional, organisasi pendapatan bilateral dan negara berkembang.

“Platform hub regional akan terbuka dan inklusif yang berupaya mempertemukan para praktisi dari badan kebijakan perpajakan serta badan administrasi perpajakan di negara berkembang. Tujuannya, mencapai kemajuan yang berarti dalam reformasi perpajakan,” urainya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani yang turut hadir dalam pertemuan tersebut menyambut baik pembentukan hub regional ini.

Menurutnya, proses pembangunan suatu negara juga membutuhkan keterlibatan dari negara lain, termasuk dari sisi penerimaan pajak.

“Termasuk Indonesia sebagai negara anggota ADB dengan rasio pajak yang rendah, menunjukkan bahwa kita tidak bisa melakukannya sendiri,” terangnya.

Sri memandang, merancang reformasi pajak memang dapat dilakukan dan dikontrol negara sendiri.

“Tapi, bertukar pengalaman dan pengetahuan, terutama dari sisi praktik kebijakan, tetap penting,” tandasnya. (ATN)

Tags: Asia BusinessAsian Development BankPajak
Previous Post

Iran: Amerika Sudah Kalah

Next Post

OECD Optimis Tahun Depan Prospek Ekonomi Global Tetap Tumbuh

Related Posts

Efek Covid-19, Investasi Global Turun 40 Persen
Business

Asia Pimpin Arus Investasi Global, China Kini Geser Dominasi AS

January 25, 2021
Pertumbuhan Ekspor China Tidak Akan Bertahan Lama
Business

China Kuasai Transaksi Berjalan Global, Lewati Eropa dan AS

January 22, 2021
Ekspor Mobil Indonesia Capai 136 Ribu Unit Semester I-2019
Business

Industri Otomotif di Asia Tenggara Kian Bergairah

January 21, 2021
Malaysia Jadi Pasar Strategis Produk UMKM Indonesia
Business

Efek Covid-19, UMKM Indonesia Paling Terpukul di Asia Tenggara

January 21, 2021
Tokyo Gas Asia Akuisisi 33,4 Persen Saham Super Energy (SURE) Indonesia
Business

Imbas Cuaca Ekstrem, Sewa Kapal Kargo LNG di Asia Melejit

January 21, 2021
Indonesia dan Kamboja Kolaborasi Redam Kampanye Negatif Sawit Global
Business

Indonesia dan Kamboja Kolaborasi Redam Kampanye Negatif Sawit Global

January 18, 2021
Next Post
OECD Catat Tren Penurunan Pajak Korporasi Global

OECD Optimis Tahun Depan Prospek Ekonomi Global Tetap Tumbuh

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • ILEGAL FISHING: 2 Kapal Malaysia Ditangkap di Selat Malaka
  • Hadang Kapal Induk AS, China akan Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan  
  • Xi Jinping Ajak Dunia Bangun Kerjasama Multilateral dan Tinggalkan Arogansi
  • Indonesia Galang Kolaborasi Global Atasi Perubahan Iklim
  • Kapal Induk AS Show Force di Laut China Selatan, Tantang Pasukan Pengawas China
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.