ASIATODAY.ID, TEHERAN – Kabut duka menyelimuti kota Teheran, Iran. Gugurnya Jenderal Qassem Soleimani, Komandan militer berpengaruh di negeri Islam itu, membangkitkan amarah sekaligus kepedihan mendalam.
Air mata Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bahkan tak bisa dibendung lagi. Ia tak kuasa membendung rasa duka atas kepergian sang Jenderal kharismatik itu.

Suasana duka kian terasa saat Ayatollah Ali Khamenei yang memimpin sholat jenazah yang diikuti ribuan warga, turut menangis di hadapan peti jenazah jenderal Qassem Soleimani.
Menurut laporan koresponden AFP, shalat jenazah untuk Soleimani dilaksanakan di Universitas Teheran, Senin (06/01/2020). Ribuan warga yang ingin ikut shalat jenazah berdatangan sambil memegang foto Soleimani.

Khamenei didampingi beberapa tokoh, yakni anak Soleimani, tokoh pengganti kepala Quds Force Esmail Ghaani, Presiden Hassan Rouhani, ketua parlemen Iran Ali Larijani dan komandan IRGC Jenderal Hossein Salami.
“Kita harus memberikan respons keras (kepada AS),” kata salah satu warga seusai salat jenazah kepada AFP.

“Semua pangkalan militer mereka di kawasan ini harus diserang. Semua yang berada dalam jangkauan misil kita harus diserang,” ujar seorang pebisnis berusia 61 tahun yang mengaku bernama Afkhami.
Soleimani, jenderal Quds Force yang merupakan bagian dari Korps Garda Revolusioner Iran (IRGC), gugur dalam serangan udara Amerika Serikat di dekat bandara Baghdad, Irak, Jumat 3 Januari. Terbunuhnya Soleimani memicu eskalasi ketegangan antara AS dan Iran.

Di luar Universitas Teheran, jutaan orang memadati wilayah ibu kota. Banyak dari mereka membawa foto Soleimani dan juga bendera Iran.
Rangkaian prosesi pemakaman Soleimani ditayangkan langsung di televisi nasional Iran. Pita hitam terlihat di sudut kiri layar televisi sebagai tanda berkabung. Jenazah Soleimani dijadwalkan dimakamkan di kampung halamannya di Kerman pada Selasa ini.

Serangan udara AS yang menewaskan Soleimani dan lima orang lainnya diperintahkan langsung oleh Trump. Menurut Trump, Soleimani tengah merencanakan serangan terhadap diplomat dan juga personel militer AS di Irak.
Trump juga mengklaim Soleimani harus dibunuh demi menghentikan perang, bukan memulainya. Iran merespons keras kematian Soleimani, dan bertekad melayangkan balasan setimpal. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post