ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) menjadikan China sebagai rival utama dalam persaingan geopolitik di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Untuk meredam dominasi China, Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat (AS) Kamala Harris pada Jumat (13/5/2022) mengatakan, bahwa Amerika Serikat (AS) berkomitmen dengan ASEAN untuk jangka panjang.
Kamala Harris menegaskan hal itu ketika para pemimpin kawasan itu mengadakan pertemuan puncak KTT ASEAN-AS di Washington.
“Pemerintahan kami mengakui kepentingan strategis yang vital dari kawasan Anda, peran yang hanya akan tumbuh seiring berjalannya waktu,” kata Kamala Harris kepada para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) saat jamuan makan siang di Departemen Luar Negeri.
“Sebagai bangsa Indo-Pasifik, AS akan hadir dan terus berkiprah di Asia Tenggara untuk generasi yang akan datang,” ujar Kamala Harris.
Presiden AS Joe Biden akan berpidato di depan para pemimpin ASEAN pada Jumat malam waktu AS. Sebelumnya Biden telah mengundang mereka pada Kamis malam ke Gedung Putih untuk makan malam ayam rebus, ravioli, dan es krim vanila.
Pemerintahan Biden berharap untuk menunjukkan minat yang berkelanjutan di Asia Tenggara setelah berbulan-bulan berfokus untuk memukul mundur invasi Rusia ke Ukraina.
Biden mengatakan bahwa prioritas kebijakan luar negeri utamanya adalah persaingan global dengan China, yang telah melampaui Amerika Serikat sebagai mitra dagang utama Asia Tenggara dan semakin tegas dalam sengketa teritorial di kawasan itu.
Pemerintahan Biden menjanjikan USD150 juta dalam inisiatif baru selama KTT ASEAN-AS termasuk dukungan untuk keamanan maritim, dengan Penjaga Pantai AS untuk mengerahkan pemotong di Asia Tenggara untuk membantu memerangi penangkapan ikan ilegal dan kejahatan lainnya.
Biden diperkirakan akan mengumumkan paket yang lebih luas, Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik, ketika ia melakukan perjalanan minggu depan ke Jepang dan Korea Selatan.
Akhiri Perang
Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyerukan agar perang di Ukraina diakhiri sekarang juga. Hal ini ditegaskan Presiden pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-AS yang digelar di Departemen Luar Negeri AS, Washington DC, Jumat (13/05/2022).
Menurut Presiden Jokowi, perang di Ukraina telah menciptakan tragedi kemanusiaan dan memperburuk perekonomian dunia. Kenaikan harga pangan, energi, dan inflasi telah terjadi, sangat memperberat perekonomian dan memperlambat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs di negara berkembang dan kurang berkembang.
“Saat dunia seharusnya segera pulih dari pandemi COVID-19, dunia menghadapi masalah baru, perang di Ukraina. Saat dunia membutuhkan kerja sama dan kolaborasi, justru rivalitas dan konfrontasi makin menajam. Saat dunia membutuhkan multilateralisme yang makin kokoh justru unilateralisme yang makin mengemuka,” ujar Presiden Jokowi.
Lebih lanjut, Presiden juga mengatakan bahwa perang di Ukraina telah melemahkan multilateralisme dan berpotensi memecah belah hubungan antar negara.
“Perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Dunia tidak memiliki pilihan lain kecuali menghentikan perang sekarang juga. Setiap negara, setiap pemimpin memiliki tanggung jawab untuk menciptakan enabling environment agar perang dapat dihentikan, perdamaian dapat terwujud,” tegas Presiden.
Pertumbuhan ekonomi, menurut Presiden Jokowi, juga memprihatinkan. Dana Moneter Internasional atau IMF menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi di emerging and developing Asia sebesar 0,5 persen pada 2022 dan 0,2 persen pada 2023. Dan Bank Dunia menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara ASEAN hingga 1,2 persen.
“Bagi sebagian anggota ASEAN kenaikan 10 persen dari harga minyak akan berdampak menurunnya pendapatan nasional sebesar 0,7 persen dan kenaikan harga gandum akan mengakibatkan peningkatan kemiskinan sebesar 1 persen,” jelas Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi mengulangi lagi apa yang telah disampaikan pada pertemuan dengan Kongres.
“Bahwa lebih dari lima dekade, ASEAN terus membangun arsitektur keamanan yang inklusif, mengedepankan paradigma kolaborasi, mendorong habit of dialogue dan rules based order. Spirit yang sama kami dorong di Indo-Pasifik melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific,” jelas Presiden.
Dalam KTT Khusus yang dihadiri oleh Presiden Joe Biden dan juga pemimpin negara-negara ASEAN tersebut, Presiden Jokowi menyambut baik inisiatif Amerika melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).
“Tentu kerja sama di bawah IPEF harus inklusif. Saya harapkan sinergi antara IPEF dengan pelaksanaan prioritas kerjasama di AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific),” ucap Presiden Jokowi.
Saat Indonesia menjadi ketua ASEAN tahun depan, Presiden Jokowi juga menyampaikan rencananya melakukan Indo-Pacific Infrastructure Forum.
“Saya berharap partisipasi Amerika Serikat dalam forum tersebut,” pungkas Presiden Jokowi. (ATN)
Discussion about this post