ASIATODAY.ID, JAKARTA – Negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) sepakat meningkatkan kerja sama dan fasilitasi perdagangan dengan mitra dialog serta menjamin kelancaran arus rantai pasok obat dan alat Kesehatanuntuk mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan RI Muhammd Lutfi saat hadir di hari pertama rangkaian PertemuanPara Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers /AEM) dengan negara mitra secara virtual, Senin (13/9/2021).
Kali ini, Mendag Lutfi menghadiri pertemuan dengan China, Korea Selatan, Jepang, dan Swiss.
“Negara-negara ASEAN hari inisepakat meningkatkan kerja sama perdagangan untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Selain itu, juga terus bekerja sama mendorong percepatan program vaksinasi, serta menjamin arus rantai pasok obat dan alat-alat kesehatan, “kata Mendag Lutfi, dikutip Selasa (14/9/2021).
Mengawali rangkaian pertemuan AEM dengan negara mitradialog, para Menteri Ekonomi ASEAN bertemu dengan Menteri Perdagangan China pada AEM and the Minister of Commerce (MOFCOM) Consultationske-20.
Pertemuan ini membahas berbagai hal penting terkait hubungan ekonomi ASEAN dan China.
Menurut Mendag Lutfi, dalam pertemuan AEM-MOFCOM juga disepakati agar ASEAN dan China segera menyelesaikan pembahasan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) Upgrade Protocol. Para Menteri juga mendorong finalisasi concept paper untuk melaksananStudi Kelayakan Bersama (Joint Feasibility Study) untuk mengidentifikasi area-area kerja sama baru yang dapat dilakukan untuk meningkatkan persetujuan ACFTA.
Selain itu, para menteri juga mencatat tahun ini menandai30 tahun ASEAN-China Dialogue Relations dan sepakat meluncurkan Joint Statement On Further Enhancing Trade and Economic Cooperation.
Join statement tersebut berisi komitmen untuk terus meningkatkan kerja sama di bidang perdagangandan ekonomi kedua belah pihak.
Mendag Lutfi menyampaikan, kerja sama dan fasilitasi perdagangan dan investasi ASEAN-China harus tetap terbuka.
“Para Menteri bersepakat meningkatkan fasilitasi perdagangan dan menjamin perdagangan dan investasi ASEAN-China tetap terbuka. Hal ini wajib dilakukan untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN,”ujar Mendag Lutfi.
Selanjutnya, para Menteri Ekonomi ASEAN bertemu dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Ekonomi Republik Korea pada AEM-ROK Consultations ke-18. Para menteri kembali bertukar pandangan mengenai upaya memulihkan kondisi ekonomi pascapandemi Covid-19.
“Indonesia mendukung pemanfaatan digitalisasi teknologi dalam mendukung pelaku usaha, khususnya usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) untuk memperluas pasar. Indonesia juga menegaskan pentingnya keterbukaan pasar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN,”imbuh Mendag Lutfi.
Pada pertemuan AEM-ROK, lanjut Mendag Lutfi, para menteri juga bersepakat ASEAN dan Korea Selatan segera menyelesaikan concept notepelaksanaan Joint Feasibility Studyuntuk mengidentifikasi area perdagangan yang dapat ditingkatkan melalui persetujuan ASEAN-Korean Free Trade Agreement (FTA).
Setelah melangsungkan pertemuan AEM-ROK, seluruh Menteri ASEAN menghadiri AEM Troika Open-Ended Dialogue dengan Swiss. Pada pertemuan tersebut, seluruh Menteri ASEAN berkomitmen meningkatkan kerja sama perdagangan, investasi, kesehatan, dan pembangunan yang berkelanjutan untuk merespons kondisi pandemi Covid-19 saat ini.
Rangkaian pertemuan diakhiri dengan pertemuan AEM Plus Three (APT) ke-24 yang terdiri dari Korea, Tiongkok, dan Jepang. Para Menteri ASEAN dan Plus Three menyepakati “ASEAN Plus Three Economic Cooperation Work Program(APT ECWP) 2021-2022” sebagai pedoman kerja selama satu tahun ke depan.
Selain itu, disepakati pula “Plan of Action on Mitigating the Economic Impact of the COVID-19 Pandemic”yang bertujuan meningkatkan dan mempromosikan arus perdagangan dan investasi, serta fokus pada pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai salah satu cara pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Indonesia mendukung sejumlah inisiatif dan rekomendasi dari para pelaku usaha East Asia Business Council (EABC) untuk untuk meningkatkan sosialisasi dan mempercepat implementasi PersetujuanRegional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sebagai salah satu cara untuk mendorong pemulihan ekonomi Kawasan,”pungkas Mendag. (ATN)
Discussion about this post