ASIATODAY.ID, JAKARTA – United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD), mencatat bahwa Asia kian memainkan peran strategis sebagai kekuatan ekonomi global saat ini.
Pasalnya, pergerakan investasi di Asia terus tumbuh kendati di masa pandemi Covid-19. China menjadi salah satu yang paling tumbuh positif di Asia.
Sepanjang 2020, China mendatangkan banyak investasi asing langsung (foregin direct investment/FDI) daripada negara lain di dunia, menggeser Amerika Serikat (AS) dari daftar posisi teratas.
China mendatangkan USD163 miliar investasi asing dibandingkan AS sebanyak USD134 miliar. Demikian data
UNCTAD dalam sebuah laporan yang dirilis Minggu (24/1/2021). Sementara pada 2019, AS menerima investasi asing sebesar USD251 miliar dan investasi asing di China mencapai USD140 miliar.
Laporan tersebut menyatakan bahwa investasi asing langsung merosot di dunia karena pandemi Covid-19. Secara global, investasi asing anjlok 42 persen pada 2020 menjadi USD859 miliar, atau lebih rendah 30 persen dari krisis keuangan 2009. Ukuran ekonomi memperhitungkan investasi di suatu negara yang dilakukan orang-orang dan bisnis di negara lain, seperti pembangunan pabrik atau pembukaan kantor satelit.
Negara-negara maju terpukul lebih dalam pada 2020 daripada negara-negara berkembang. Investasi di AS turun 49 persen, sedikit di bawah rata-rata negara maju 69 persen. Investasi asing langsung di negara-negara berkembang turun 12 persen. Adapun FDI di China naik tipis 4 persen.
Uni Eropa (UE) mengalami penurunan FDI sebesar dua pertiga, menurut laporan itu. Adapun Inggris tidak menerima arus investasi asing baru. Inggris sangat terpukul akibat pandemi corona.
China berhasil mengendalikan sebagian besar virus corona melalui pembatasan ketat tahun lalu, meski menjadi negara pertama yang terkena penyakit mematikan itu.
Lockdown, pengujian massal awal, dan peralatan pelindung diri yang berlimpah telah menekan angka kematian di negara itu.
Sejak dimulainya pandemi, kasus Covid-19 di China kurang dari 100.000 dengan 4.800 kematian, menurut data Universitas Johns Hopkins. Sementara AS yang memiliki populasi jauh lebih kecil, memiliki hampir 25 juta kasus dan lebih 400.000 kematian.
Meski China melampaui AS dalam investasi asing langsung pada 2020, total saham investasi asing tetap jauh lebih besar di AS daripada di China, menurut data yang dikumpulkan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD).
Data ekonomi lain juga menunjukkan bahwa China mampu menanggulangi pandemi lebih baik daripada negara lain. Beijing awal bulan ini melaporkan pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) 2020 sebesar 2,3 persen, dan menjadi satu-satunya ekonomi besar yang melaporkan tingkat pertumbuhan tahunan positif.
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu dirilis satu hari sebelum Presiden China Xi Jinping akan menyampaikan pidato di pertemuan virtual Forum Ekonomi Dunia (WEF). Presiden Joe Biden diperkirakan tidak akan menghadiri acara tersebut. (ATN)
Discussion about this post