ASIATODAY.ID, DEN HAAG – Pemimpin Myanmar dan peraih Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi tiba di Den Haag untuk melakukan pembelaan atas tuduhan genosida terhadap minoritas Muslim Rohingya dalam sidang Mahkamah Internasional PBB.
Pengadilan akan digelar sepanjang minggu mendatang, dengan audiensi ditetapkan pada 10 hingga 12 Desember, dan beberapa pendukung Suu Kyi juga menuju Den Haag, di Belanda, untuk menghibur Suu Kyi.
“Saya percaya pada Bunda Suu dan ak mencintainya,” kata Tin Aung Thein, penyelenggara tur kelompok, kepada Reuters di bandara di Yangon. “Saya ingin [dunia] mengetahui kebenaran. Negara ini sangat menderita karena berita palsu.”
Gambia, sebuah negara kecil di Afrika Barat, yang wargnya sebagian besar Muslim, mengajukan gugatan pada bulan November dengan tuduhan menuduh Myanmar melakukan genosida (pembunuhan terhadap satu ras) terhadap minoritas Muslim Rohingya.
Dalam sidang tiga hari, Gambia akan meminta panel hakim PBB beranggotakan 16 anggota di Mahkamah Pidana Internasional itu untuk memberlakukan “langkah-langkah sementara” untuk melindungi Rohingya, sebelum kasusnya digelar secara keseluruhan.
Lebih dari 730.000 warga Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada 2017 setelah penindasan keras militer yang brutal.
Menurut PBB, militer Myanmar melakukan aksi itu dengan “tujuan genosida” dan termasuk pembunuhan massal dan perkosaan.
Meskipun ada kecaman internasional atas kampanye tersebut, Suu Kyi, yang pemerintahnya telah membela kampanye tersebut sebagai tanggapan yang sah terhadap serangan oleh pemerintah Myanmar dilakukan oleh militan Rohingya,.
“Saya percaya pada Bunda Suu selamanya,” kata Zaw Htet, seorang mantan tahanan politik yang bergabung dalam perjalanan ke Den Haag.
Pada hari Sabtu, ribuan orang berunjuk rasa di Naypyitaw sementara para pejabat senior mengadakan upacara doa di Katedral Tritunggal Mahakudus di bekas ibu kota Yangon. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post