ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bank DBS Indonesia telah meluncurkan sistem pelacakan daring cross-border untuk transaksi masuk bagi nasabah korporasi pada awal November 2020.
Layanan ini merupakan pelengkap dari sistem pelacakan untuk transaksi keluar yang diluncurkan 2018 silam guna memberikan kenyamanan digital kepada nasabah korporasi Bank DBS Indonesia.
DBS Incoming SWIFT GPI (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication, Global Payment Innovation) merupakan layanan pelacakan online DBS yang didukung oleh SWIFT, dimana GPI akan membantu memberikan informasi terkini mengenai status transaksi keluar dan masuk secara real time, tanpa biaya tambahan.
Layanan DBS Incoming SWIFT GPI memastikan bahwa penerimaan transaksi dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan nasabah dapat dilakukan secara cepat, terlacak, dan transparan. Dengan kemampuan digital dari GPI, nasabah korporasi dapat melacak dan memegang lebih banyak kendali atas seluruh aliran pembayaran mereka secara real time.
“Nasabah harus melewati proses manual dan membutuhkan waktu untuk mendapatkan status terkini dari transaksi Incoming Telegraphic Transfer. Oleh karena itu, DBS Incoming SWIFT GPI akan mempermudah dan mempercepat proses tersebut dengan memungkinkan nasabah untuk melacak transaksi secara real-time, transparan dan informatif melalui layanan internet banking kami, DBS IDEAL, dimanapun dan kapanpun mereka berada,” kata Executive Director, Head of Global Transaction Services Bank DBS Indonesia Iwan Rusli melalui keterangan tertulisnya, Rabu (2/12/2020).
Sebelumnya, pelacakan cross-border dilakukan secara manual dan dengan biaya yang tinggi serta memakan waktu. Dalam proses tersebut, korporasi mengandalkan salinan pesan SWIFT dari pengirim sebagai bukti bahwa dana mereka telah diproses oleh bank. Untuk mengetahui status terkini dari transaksi yang dilakukan pun korporasi harus bergantung pada bank mereka atau bank pengirim.
Berbeda halnya dengan layanan DBS Incoming SWIFT GPI, yang memiliki tiga keunggulan, yakni terlacak, transparan, dan lengkap. Informasi transaksi pengiriman uang dapat diselesaikan secara cepat, status pengiriman dapat diakses oleh seluruh pihak, dan setiap transaksi dapat dilacak secara real time.
“SWIFT GPI telah menciptakan sebuah standar baru untuk transaksi cross-border dengan menawarkan kecepatan, kepastian, serta transparansi biaya, yang memberikan keuntungan bagi korporasi. Korporasi Indonesia sekarang dapat melacak transaksi cross-border mereka dari awal hingga akhir, sehingga mereka dapat mengoptimalkan likuiditas dan merencanakan keuangan lebih baik lagi,” terang Country Manager Indonesia SWIFT Johan Sidarno.
Dengan arus transaksi masuk yang mudah dilacak dan transparan, kini korporasi dapat mengelola keuangan mereka secara efektif dan memenuhi kewajiban komersial secara cepat, seperti mengirim barang sesaat setelah menerima bukti pembayaran dari keluarga dan handai tolan di luar negeri, mengoptimalkan inventaris dan siklus kas, serta membangun rantai pasokan yang lebih efisien. Layanan DBS Incoming SWIFT GPI telah terintegrasi dengan internet banking untuk nasabah korporasi, yaitu DBS IDEAL, guna mempermudah nasabah untuk dapat mengakses fitur-fitur yang ada.
PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman merupakan salah satu pengguna layanan menyampaikan layanan terbaru DBS IDEAL, yaitu Incoming SWIFT GPI, ini efektif dalam melakukan pelacakan dana masuk dari transaksi telegraphic transfer ke rekening. Dengan kemampuan terlacak secara real time, digital, dan mandiri, perusahaan memiliki visibilitas penuh atas transaksi yang dilakukan oleh pengirim dana, serta dapat tracking transaksi incoming.
“Proses manual yang sebelumnya kami lakukan juga berkurang sehingga meningkatkan efisiensi kerja karyawan kami. Dengan pendekatan transformatif yang diambil oleh Bank DBS Indonesia ini, kami yakin kegiatan bertransaksi kami akan lebih mudah sehingga pengelolaan modal kerja dapat lebih efektif dan meningkat di masa mendatang,” kata Head of Finance PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk Yuliana Kusuma.
Sebelum diimplementasikan untuk nasabah korporasi di Indonesia, Bank DBS telah meluncurkan layanan ini untuk nasabah Bank DBS Singapura dan Hong Kong. Didukung oleh SWIFT GPI, lebih dari 240 ribu nasabah korporasi dan usaha kecil dan menengah (UKM) di Singapura telah terbantu oleh layanan ini.
Menyusul peluncuran layanan DBS Incoming SWIFT GPI di Indonesia, Bank DBS akan memperluas area cakupan layanan ini ke negara lainnya di beberapa bulan kedepan, seperti Vietnam, India, China dan Taiwan. (AT Network)
Discussion about this post