ASIATODAY.ID, YOGYAKARTA – Dutch Universities Association sepakat menjalin kolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (YGM), salah satunya program Week for Indonesian-Netherlands Education and Research (WINNER) 2020.
Kolaborasi itu terungkap saat Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima, mengunjungi kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), dalam rangkaian kunjungan di Yogyakarta, Rabu (11/3/2020).
Dalam kunjungan itu, Raja dan Ratu Belanda diterima Rektor UGM Panut Mulyono, di Balai Senat UGM, didampingi Menteri Luar Negeri Belanda Stephanus Abraham dan Dubes Belanda untuk Indonesia, Rob Swartbol.
“Kami merasa sangat terhormat dapat menjadi tuan rumah bagi kunjungan yang bersejarah dari Raja dan Ratu Belanda di universitas kami,” kata Rektor UGM, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Kamis (12/3/2020).
Menurut Panut, Belanda lebih dari sekadar sahabat bagi Indonesia. UGM telah melakukan kolaborasi dalam pengembangan pendidikan dengan hasil yang memuaskan.
Dalam kunjungan ini, beberapa peneliti UGM berkesempatan mempresentasikan penelitian yang tengah mereka kerjakan, dalam bidang-bidang strategis seperti kesehatan, biodiversitas dan hukum.
Dosen Fakultas Biologi UGM, Endang Semiarti mengundang Ratu Maxima untuk mengawinkan spesies anggrek Indonesia. Anggrek ini kemudian diberi nama Vanda Tricolor Lindley Queen Maxima, untuk menandai peran serta dukungan Belanda terhadap pelestarian biodiversitas di Indonesia.
Rombongan dari Belanda juga menyaksikan pameran inovasi civitas akademika UGM di Balairung, yang merupakan program dari Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi (PUI) UGM. Beberapa inovasi merupakan karya mahasiswa dan dosen, untuk kedepan bisa dilakukan kolaborasi.
“Kunjungan ini menandai babak baru kerja sama antara UGM dan institusi di Belanda di masa mendatang,”terangnya.
Perwakilan dari Dutch Universities Association, Wim van den Doel, memaparkan tiga rencana kolaborasi. Salah satunya program Week for Indonesian-Netherlands Education and Research (WINNER) 2020, kerja sama antara institusi tersebut dengan LIPI.
“Saya mengundang kalian semua untuk bisa mengikuti program ini. Ini adalah kegiatan yang baik sekali,” jelasnya.
Van den Doel juga menjelaskan pembentukan Boscha Medal, yang merupakan penghargaan terhadap ilmuwan Indonesia dan Belanda yang memberikan kontribusi berarti pada perkembangan ilmu pengetahuan dan relasi antara Indonesia dan Belanda. Ia meminta UGM dapat menominasikan kandidat yang layak untuk menerima penghargaan tersebut melalui Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia.
Untuk mendorong kerja sama ilmiah antara Indonesia dan Belanda, pemerintah kedua negara juga meluncurkan program hibah penelitian senilai 3 juta Euro. Hibah ini memberi kesempatan kepada peneliti Indonesia dan Belanda untuk bekerja sama dalam penelitian dengan dana bersama dari kedua negara.
“Siapkan proposal penelitian yang interdisipliner, dan ini menjadi upaya bersama untuk menciptakan langkah-langkah di masa depan,” ungkap Dr. Sebastiaan den Bak dari Netherlands Organisation for Scientific Research.
(AT Network )
Discussion about this post