ASIATODAY.ID, JAKARTA – CEO Tesla, Elon Musk menyerukan kepada industri nikel di dunia untuk melipatgandakan produksi. Pasalnya, nikel saat ini menjadi satu-satunya komoditi mineral dunia untuk bahan utama kebutuhan baterai Mobil Listrik.
Menurut Musk, biaya baterai saat ini tetap menjadi hambatan besar bagi pertumbuhan perusahaan. Untuk itu, dengan meningkatnya produksi diharapkan harga menurun.
“Tesla akan memberi Anda kontrak besar untuk jangka waktu yang lama jika Anda menambang Nikel secara efisien dan dengan cara yang peka terhadap lingkungan,” kata Musk dilansir dari laman Reuters, Jakarta, Kamis (23/7/2020).
Sebagai referensi, Nikel membuat energi baterai menjadi lebih padat sehingga mobil dapat berjalan lebih jauh dengan sekali pengisian daya, dan Tesla membutuhkan logam lebih dari sebelumnya karena meningkatkannya produksi truk dan proyek tenaga surya yang menggunakan banyak Nikel.
Meski permintaan Musk untuk penambangan Nikel yang lebih besar, namun memang sampai saat ini harga Nikel belum kompetitif.
“Dia membutuhkan Nikel, jadi dia berharap harga Nikel akan semakin rendah,” kata seorang pedagang Nikel yang berbasis di China.
“Harga tidak akan terpengaruh dalam jangka pendek karena pasar mengalami surplus,” katanya.
Para pedagang dan analis mengatakan permintaan volume yang diperlukan Tesla tidak akan membuat bisnis yang menarik bagi penambang untuk berinvestasi dalam peningkatan produksi, juga tidak akan meningkatkan harga dalam jangka menengah.
Sumber baterai Tesla saat ini berasal dari nickel-cobalt-mangan dari LG Chem Ltd Korea Selatan dan baterai Nikel-cobalt-aluminium (NCA) dari Jepang Panasonic Corp.
Menurut Lachlan Shaw dari National Australia Bank, saat ini Tesla cenderung memilih untuk membeli dari penambang Nikel sulfida tingkat tinggi, yang membutuhkan daya lebih sedikit untuk memproses bijih laterit.
Shaw mengatakan ada tiga pemasok utama yang bisa memproduksi Nikel sulfida tinggi yakni Vale Brasil, yang beroperasi di Kanada menggunakan tenaga air, Rusia Norilsk Nikel dan operasi Grup BHP di Australia Barat.
Sementara kendaraan listrik mengkonsumsi jumlah Nikel yang jauh lebih kecil daripada industri tradisional. Musk berharap baterai dapat menjadi pasar pertumbuhan tercepat bagi penambang Nikel.
Konsumsi Nikel dalam bahan baterai EV diperkirakan melonjak 64 persen antara tahun 2019 dan 2025, menurut perusahaan riset Wood Mackensie. Meski demikian, memenuhi permintaan ini bisa menjadi tantangan bagi industri yang lambat untuk menambah kapasitas dalam waktu yang tepat dan hemat biaya. (ATN)
Discussion about this post