ASIATODAY.ID, CHENGDU – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Baihetan, PLTA terbesar kedua di dunia dalam segi total kapasitas terpasang, mulai beroperasi secara penuh pada Selasa (20/12) di bagian hulu Sungai Yangtze di China barat daya, demikian menurut China Three Gorges Corporation.
Pengoperasiannya menandai rampungnya koridor energi bersih terbesar di dunia, dengan enam stasiun PLTA berukuran besar di Yangtze beroperasi untuk menyalurkan listrik dari wilayah barat yang kaya akan sumber daya ke wilayah timur yang membutuhkan banyak energi.
Pengoperasian PLTA Baihetan secara penuh dapat dilakukan usai unit terakhir dari 16 unit pembangkit listrik tenaga airnya merampungkan operasi uji coba selama 72 jam pada Selasa pagi waktu setempat. Dengan total kapasitas terpasang 16 juta kilowatt, Baihetan berada di urutan kedua setelah proyek Bendungan Tiga Ngarai di Provinsi Hubei, China tengah.
“Baihetan menandai terobosan besar di sektor manufaktur peralatan kelas atas (high-end) China, karena dilengkapi dengan 16 unit pembangkit listrik tenaga air buatan dalam negeri, masing-masing berkapasitas 1 juta kilowatt, yang merupakan kapasitas unit tunggal terbesar di dunia,” kata Lei Mingshan, Chairman China Three Gorges Corporation.
Pengoperasian penuh Baihetan sangat penting bagi peralihan dalam struktur energi China, pembangunan Sabuk Ekonomi Sungai Yangtze, dan pengembangan ekonomi regional yang terkoordinasi di negara ini, imbuh Lei.
Keenam PLTA di Sungai Yangtze, semuanya dikelola oleh China Three Gorges Corporation, diperkirakan menghasilkan 300 miliar kilowatt-jam (kWh) listrik per tahun, memangkas konsumsi batu bara hingga 90 juta ton dan mengurangi emisi karbon hingga 248 juta ton.
Empat PLTA di antaranya, yakni Wudongde, Baihetan, Xiluodu, dan Xiangjiaba, terletak di Sungai Jinsha, bagian hulu Sungai Yangtze, sedangkan dua lainnya, Bendungan Tiga Ngarai dan Gezhouba, berada di bagian tengah Sungai Yangtze.
Secara keseluruhan, keenam PLTA itu menyumbang sekitar seperlima dari total kapasitas terpasang PLTA di China, membentuk koridor energi bersih sepanjang 1.800 km yang juga memainkan peran utama dalam pengendalian banjir, pengiriman, pemanfaatan sumber daya air, dan keamanan ekologis di Cekungan Sungai Yangtze.
“Pengoperasian penuh Baihetan dan rampungnya koridor energi bersih terbesar di dunia berpadu untuk menandai babak baru dalam keharmonisan koeksistensi antara manusia dan alam, dan juga melambangkan upaya besar kami menuju modernisasi China,” kata Lei.
Bagi para insinyur dan pakar, Baihetan menjadi prestasi konstruksi yang signifikan dalam segi skala, kesulitan teknologi, dan kondisi geografis yang kompleks.
PLTA tersebut akan menghasilkan rata-rata lebih dari 62,4 miliar kilowatt-jam listrik setiap tahun, cukup untuk konsumsi listrik tahunan sekitar 75 juta orang.
He Wei, Ketua Partai Departemen Konstruksi Proyek Baihetan, merasa bangga karena berkontribusi pada konstruksi PLTA yang merupakan “100 persen buatan China”.
“Setelah berpartisipasi dalam pembangunan Bendungan Tiga Ngarai dan Baihetan, dua proyek PLTA terkemuka dunia, saya menjadi saksi lompatan teknologi China di bidang ini,” kata He.
Eddie Rich, CEO Asosiasi Pembangkit Listrik Tenaga Air Internasional, memuji Baihetan sebagai proyek besar yang telah mengatasi beberapa tantangan teknis tersulit yang pernah dihadapi oleh para insinyur PLTA.
Keberhasilan penyelesaian proyek tersebut “mewakili kemajuan teknologi di seluruh siklus hidup PLTA, mulai dari desain dan perencanaan, hingga ilmu material dan pembuatan peralatan, serta teknologi konstruksi dan manajemen cerdas,” kata Rich.
Baihetan, yang terletak melintasi provinsi Yunnan dan Sichuan, berlokasi di daerah dengan kondisi ekologis yang rapuh dan rawan bencana geografis.
Perlindungan lingkungan menjadi agenda utama dalam pembangunannya. Sejumlah proyek seperti restorasi ekologis habitat Sungai Heishui, pembangunan fasilitas penyadap air (intake) bertingkat dan kebun raya botani, dilaksanakan untuk membangun barikade ekologis di hulu Sungai Yangtze, menurut China Three Gorges Corporation. (Xinhua)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post