• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

China Tolak Bergabung dalam Inisiatif G20 Perpanjang Relaksasi Utang

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
October 15, 2020
in News
3 min read
0
China Tolak Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat Palestina

Negeri China. Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS

ASIATODAY.ID, JAKARTA – China menolak bergabung dalam Inisiatif Penangguhan Layanan Utang (DSSI) untuk negara-negara miskin yang disepakati G20 kemarin.

Sebagai kreditur terbesar dalam kelompok ini, sejumlah pihak sangat menyayangkan sikap China.

Pejabat China mengatakan tidak dapat berkomitmen pada perpanjangan penangguhan utang karena ilegal menurut hukum negara itu. Pejabat lain mengatakan salah satu solusinya yakni mencatat kebutuhan setiap negara debitur dan mewadahinya melalui prosedur persetujuan domestik pada waktu yang tepat.

RelatedPosts

Bangga Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Juara Thailand Open 2021

Gempa Sulbar : Korban Jiwa Bertambah Jadi 73 Orang

Singapura Kirim Tim Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air di Indonesia

Banjir Lumpuhkan Kalimantan Selatan, 10 Kabupaten/Kota Terdampak

Rudal Balistik Iran Nyaris Menghujam Kapal Induk AS di Samudera Hindia

Menurut sumber yang dekat dengan masalah ini, selain China, Turki dan India juga menunjukkan bahasa menolak keras penangguhan utang.

“Sangat disayangkan bahwa kebutuhan mendesak akan keringanan utang yang lebih luas bagi negara-negara miskin terhalang oleh sikap penolakan China, yang telah menjadi kreditur utama,” kata Eswar Prasad, seorang profesor ekonomi di Cornell University dan mantan kepala IMF Divisi China, dilansir dari Aljazeera, Kamis (15/10/2020).

Prasad melanjutkan, China telah terbukti menjadi anggota yang enggan turut serta dalam upaya meringankan utang multilateral, dengan menempatkan kepentingan ekonomi dan geopolitik di atas pendekatan kolektif.

Mohammed al-Jadaan, Menteri Keuangan Arab Saudi yang memimpin G20 tahun ini mengakui pihaknya masih perlu berbuat lebih banyak.

G20 menyatakan perpanjangan program ini memberikan keringanan USD14 miliar bagi negara-negara dengan utang jatuh tempo hingga akhir tahun ini. Sebanyak 46 negara dari 73 yang memenuhi syarat disebutkan telah terbantu DSSI dan selanjutnya diharapkan jumlahnya akan bertambah.

“Kami harus memastikan negara-negara ini mendapat dukungan penuh dalam upaya mengatasi pandemi. Kami telah setuju untuk memperpanjang inisiatif penangguhan pembayaran utang selama enam bulan,” imbuhnya.

Al-Jadaan mengatakan akan ada diskusi lebih lanjut untuk memutuskan apakah penangguhan harus diperpanjang hingga enam bulan lebih lama, seperti yang diusulkan World Bank hingga akhir 2021. Dia mengakui bahwa pandemi mengancam stabilitas fiskal di banyak negara, terutama yang paling miskin.

Transparency International, Amnesty International dan lembaga lainnya telah menyurati para menkeu G20 sebelum pertemuan Rabu, 14 Oktober 2020. Kelompok tersebut memperingatkan bahwa meskipun ekonomi global telah memulai pemulihan bertahap dengan dibukanya kembali bisnis dan perbatasan, pemulihannya tidak merata.

Kelompok-kelompok itu mendesak negara-negara G20 untuk menangguhkan pembayaran utang setidaknya hingga 2021, dengan mengatakan banyak negara termiskin masih membelanjakan lebih banyak untuk pembayaran utang daripada untuk layanan publik yang menyelamatkan jiwa. Beberapa negara, seperti Pakistan, telah menyerukan pembatalan pembayaran hutang secara langsung.

Oxfam International mengatakan perpanjangan penangguhan enam bulan hingga Juni 2021 merupakan upaya paling minimum yang bisa dilakukan G20. Oxfam dan kelompok lain juga meminta pemberi pinjaman swasta dan dana investasi untuk membuat konsesi serupa bagi negara-negara termiskin dengan menangguhkan pembayaran utang.

G20, dalam pembicaraan terakhir juga mendesak pemberi pinjaman swasta untuk bergabung dengan inisiatif penangguhan hutang.

“Kami kecewa dengan tidak adanya kemajuan partisipasi kreditor swasta dalam keringanan utang. Kami sangat mendorong mereka untuk berpartisipasi dengan persyaratan yang sebanding ketika diminta oleh negara yang memenuhi syarat,” jelasnya.

Selain itu, G20 juga terbuka dengan kemungkinan kerangka utang lainnya di luar DSSI.

Al-Jadaan mengatakan pertemuan menteri keuangan secara virtual akan digelar bulan depan, sebelum KTT pada 21-22 November 2020. Pertemuan virtual bulan depan meragendakan kesepakatan kerangka kerja di luar inisiatif penangguhan utang saat ini.

“Kami menyadari bahwa penanganan utang di luar DSSI mungkin diperlukan berdasarkan kasus per kasus. Dalam konteks ini, kami pada prinsipnya menyetujui Kerangka Umum untuk Penanganan Utang di luar DSSI, yang juga disepakati oleh Paris Club,” kata G20. (ATN)

Tags: ChinaG20KTT G20
Previous Post

Antam Diberi Mandat Sebagai Hulu Indonesia Battery Holding

Next Post

Infeksi Covid-19 di Indonesia Kembali Tertinggi di ASEAN

Related Posts

Pertumbuhan Ekspor China Tidak Akan Bertahan Lama
Business

Pertumbuhan Ekspor China Tidak Akan Bertahan Lama

January 14, 2021
UNCTAD: Perdagangan Global Mulai Recovery, Namun Belum Merata
Business

China Panen USD52 Miliar dari Ekspor 224 Miliar Masker untuk Kebutuhan Global pada 2020

January 14, 2021
Abaikan Jepang, China Bersikeras Klaim Pulau Diaoyu
News

Pelanggaran Teritorial, 4 Kapal China Terobos Perairan Jepang

January 14, 2021
WHO Dukung China Jalankan Program Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19
News

China Akhirnya Izinkan Tim WHO Investigasi Covid-19

January 11, 2021
Terbelit Utang China, Tanzania Kian Terpuruk
News

Terbelit Utang China, Tanzania Kian Terpuruk

January 9, 2021
China Lockdown Kota Shijiazhuang, Penerbangan Internasional Lumpuh
News

China Lockdown Kota Shijiazhuang, Penerbangan Internasional Lumpuh

January 7, 2021
Next Post
Indonesia Catat Kasus Harian Covid-19 Tertinggi di Asia Tenggara

Infeksi Covid-19 di Indonesia Kembali Tertinggi di ASEAN

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Bangga Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Juara Thailand Open 2021
  • Gempa Sulbar : Korban Jiwa Bertambah Jadi 73 Orang
  • Singapura Kirim Tim Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air di Indonesia
  • Banjir Lumpuhkan Kalimantan Selatan, 10 Kabupaten/Kota Terdampak
  • Rudal Balistik Iran Nyaris Menghujam Kapal Induk AS di Samudera Hindia
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.