ASIATODAY.ID, VATICAN CITY – Paus Fransiskus menyerukan diakhirinya kekerasan di Yerusalem timur yang dicaplok.
Bentrokan antara warga Palestina dan polisi Israel telah menyebabkan puluhan orang Palestina terluka.
“Saya berdoa agar Yerusalem bisa menjadi tempat pertemuan dan bukan bentrokan dengan kekerasan, tempat doa dan kedamaian,” kata pemimpin tertinggi umat Katolik itu, dikutip AFP, Minggu (9/5/2021)
Setelah menyampaikan doa Regina Caeli dari jendela yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, Paus mengaku dirinya mengikuti secara khusus peristiwa yang terjadi di Yerusalem.
“Saya mengajak semua orang untuk mencari resolusi bersama sehingga identitas multi-agama dan multi-budaya kota suci bisa dihormati dan agar persaudaraan bisa menang. Kekerasan hanya menghasilkan kekerasan. Mari kita hentikan bentrokan ini,” imbaunya.
Ketegangan memuncak pada hari Minggu di Yerusalem timur setelah ratusan warga Palestina terluka dalam bentrokan akhir pekan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan Israel. Situasi ini memicu kekhawatiran global bahwa kerusuhan dapat menyebar lebih jauh.
Kekerasan di sekitar kompleks masjid Al-Aqsa yang dihormati di Yerusalem dan Kota Tua, sebagian besar pada malam hari, adalah yang terburuk sejak 2017. Kekerasan didorong upaya selama bertahun-tahun oleh pemukim Yahudi untuk mengambil alih rumah-rumah Palestina di Yerusalem timur.
Paus Fransiskus juga berdoa untuk para korban serangan bom pada hari Sabtu di sekolah di Kabul. Dia menggambarkan serangan sebagai tindakan tidak manusiawi yang membunuh banyak siswa saat mereka meninggalkan sekolah.
“Mari kita berdoa untuk mereka semua dan untuk keluarga mereka, dan semoga Tuhan memberikan perdamaian di Afganistan,” katanya.
Serangkaian ledakan di luar sekolah terjadi saat puncak periode belanja liburan menewaskan lebih dari 50 orang, kebanyakan siswa perempuan. Ledakan melukai lebih dari 100 orang di Dasht-e-Barchi, pinggiran Kabul barat yang sebagian besar dihuni oleh kaum Syiah Hazara. (ATN)
Discussion about this post