ASIATODAY.ID, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan militer untuk meredam dan menahan diri dari menyerbu kota-kota besar Ukraina karena dikhawatirkan bertambahnya warga sipil yang menjadi korban.
Berbicara pada konferensi pers di Moskow, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin (14/3/2022) mengatakan “pasukan ultra-nasionalis mengerahkan tank, artileri, peluncur roket di daerah perumahan.”
Peskov mengecam pernyataan “provokatif” penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, yang menuduh bahwa Putin “kecewa” tentang kurangnya kemajuan yang dicapai dalam merebut kota-kota besar.
“Para pejabat tinggi AS dan Uni Eropa yang disebutkan, tampaknya mendorong Rusia untuk menyerbu kota-kota besar Ukraina untuk meminta pertanggungjawaban negara kami atas kematian warga sipil. Kami percaya posisi seperti itu provokatif,” ujar Peskov sebagaimana dilaporkian Anadolu Agency, Senin (14/3/2022).
“Pada awal operasi, Presiden Rusia memang menginstruksikan Kementerian Pertahanan tidak segera menyerbu permukiman besar, termasuk Kyiv, karena fakta pasukan nasionalis bersenjata melengkapi titik tembak, menempatkan peralatan militer berat langsung di daerah pemukiman.”
“Pertempuran di daerah berpenduduk padat pasti akan menyebabkan banyak korban sipil. Dan operasi itu direncanakan dengan mempertimbangkan keadaan ini,” jelasnya.
Peskov menambahkan “seluruh dunia tahu gaya kejam otoritas Amerika, yang tidak peduli dengan kehidupan warga sipil untuk mencapai tujuan mereka.”
“Semua orang ingat serangan bom karpet di bekas Yugoslavia, serangan roket di pusat Beograd, banyak korban yang tidak dapat dibenarkan di Timur Tengah, kejahatan yang dilakukan lebih dari 20 tahun di Afghanistan,” imbuhnya.
“Kami tidak membutuhkan saran dari ahli strategi seperti itu,” tekan dia.
Peskov mencatat bahwa persyaratan operasi militer khusus Rusia tidak disebutkan, menambahkannya “berkembang sesuai dengan rencana, akan selesai dalam jangka waktu dan secara penuh.”
Juru bicara itu juga membantah laporan bahwa Rusia meminta bantuan militer China di Ukraina.
Peskov juga mengatakan pemerintah Rusia mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan konsekuensi “perang ekonomi yang dideklarasikan ke Rusia” oleh Barat.
“Ada semua alasan bahwa konsekuensi dari perang ekonomi ini akan diminimalkan,” tegasnya.
Jubir Kremlin mengakui bahwa sektor IT sangat penting dan rentan dan mengatakan otoritas mengambil beberapa langkah untuk mendukungnya juga.
Adapun untuk membuka blokir platform IT Amerika Meta, yang terdiri dari jejaring sosial Facebook dan Instagram, Peskov mengatakan ini hampir tidak akan terjadi setelah membuat beberapa “kesalahan yang tidak menyenangkan.”
Pekan lalu, Rusia memblokir Facebook dan Instagram setelah perusahaan induk mereka Meta mengubah aturan untuk mengizinkan seruan kekerasan terhadap Rusia dan tentara Rusia di platformnya di tengah perang Rusia-Ukraina yang dimulai pada 24 Februari, dan telah menuai kecaman internasional.
Perang juga menyebabkan sanksi keuangan di Moskow dan mendorong penarikan perusahaan global dari Rusia. Setidaknya 596 warga sipil telah tewas dan 1.067 terluka di Ukraina sejak awal perang, menurut PBB.
Sekitar 2,8 juta orang juga telah melarikan diri ke negara-negara tetangga, kata badan pengungsi PBB.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato terbarunya mendesak pasukan Rusia agar memilih menyerahkan senjata mereka daripada “malu” untuk melanjutkan perang.
“Atas nama rakyat Ukraina, kami memberi Anda kesempatan untuk hidup. Jika Anda menyerah kepada pasukan kami, kami akan memperlakukan Anda sebagai manusia yang harus diperlakukan dengan bermartabat,” kata Zelensky seperti dikutip TheGuardian, Selasa (15/3/2022).
Dia juga mengatakan perang telah menjadi “mimpi buruk” bagi Rusia.
Menurutnya, pasukan Rusia melarikan diri dari medan perang dan meninggalkan senjata dan peralatan untuk Ukraina.
Dia mengatakan Rusia tidak menyangka perlawanan rakyat Ukraina luar biasa dalam mempertahankan negaranya. Karena itu, dia mengaku yakin pada hari ke-19 invasi, pihaknya akan semakin dekat dengan kemenangan dan perdamaian untuk Ukraina.
Zelensky mengatakan Rusia kebingungan dan tidak menduga perlawanan yang hebat dan rakyat Ukraina tidak percaya dengan propaganda mereka yang telah membohongi rakyat selama beberapa dekade.
Menurutnya, Rusia mulai menyadari bahwa mereka tidak akan mencapai apa pun dengan perang. Prajurit mereka mengetahuinya. Petugas mereka memahaminya.
Zelensky mengatakan pasukan Rusia melarikan diri dari medan perang dan meninggalkan kendaraan dan peralatan mereka.
“Untuk apa kamu mati? Aku tahu, kamu ingin bertahan. Kami mendengar dalam panggilan telepon Anda yang disadap apa yang sebenarnya Anda pikirkan tentang perang ini, tentang rasa malu ini, dan tentang negara Anda,” kata Zelinsky. (ATN)
Discussion about this post