ASIATODAY.ID, JAKARTA – Sebuah terobosan di sektor energi baru terbarukan (EBT) datang dari Denmark.
Pasalnya, Pemerintah Denmark telah menyetujui rencana untuk membangun Pembangkit listrik Tenaga Angin di pulau buatan di Laut Utara. Pembangkit ini direncanakan dapat menghasilkan tenaga listrik bagi 3 juta rumah tangga.
Juru bicara pemerintah mengatakan proyek itu akan dimulai pada 2026. Parlemen Denmark pada Juni lalu telah mengadopsi kerangka kerja politik lingkungan yang bertujuan mengurangi emisi karbon (CO2) negara itu hingga 70 persen pada 2030.
Hal ini mencakup rencana untuk membangun pusat energi pertama di dunia di Pulau Bornholm, di Laut Baltik dan di Laut Utara.
Pada Kamis (4/2), parlemen melangkah lebih jauh dengan menyetujui rencana menempatkan hub Laut Utara di pulau buatan, dengan pembangkit listrik tenaga angin yang akan memasok listrik tiga gigawatt (GW).
Menurut Kementerian Iklim, Energi, dan Utilitas Denmark, kapasitas Itu nantinya bisa ditingkatkan hingga 10 GW, cukup untuk menyuplai kebutuhan listrik bagi 10 juta rumah tangga.
Pulau ini mayoritas dimiliki oleh pemerintah Denmark dalam kemitraan dengan perusahaan swasta.
“Ukuran pulau buatan itu belum diputuskan tetapi diharapkan antara 120.000 hingga 460.000 meter persegi (sekitar 1,3 hingga 5 juta kaki persegi),” kata juru bicara kementerian Emil Lee Madsen kepada AFP.
Jumlah total turbin angin juga belum diselesaikan, tetapi perkiraan berkisar antara 200 dan 600 unit, dengan ujung bilahnya mencapai setinggi 260 meter (850 kaki) di atas laut.
Langkah selanjutnya adalah penilaian dampak lingkungan dan pembicaraan dengan calon investor, sehingga konstruksinya kemugkinan masih beberapa tahun lagi.
“Pada titik ini sepertinya konstruksi awal akan benar-benar dimulai sekitar 2026, dan diharapkan akan selesai antara 2030 dan 2033,” kata Lee Madsen, mencatat bahwa beberapa penundaan mungkin terjadi, sehingga mendekati 2033 lebih realistis.
Dengan kapasitas penuh, pulau itu akan menyediakan lebih banyak tenaga angin daripada yang dibutuhkan Denmark, negara yang memiliki populasi 5,8 juta jiwa.
“Negara lain dapat menyambungkan ke hub itu untuk meningkatkan efisiensi produksi listrik dari pulau itu dengan mendistribusikannya ke seluruh jaringan listrik Eropa,” kata kementerian itu. (ATN)
Discussion about this post