ASIATODAY.ID, BALI – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden China, Xi Jinping bertemu selama 3 jam di sela-sela KTT G20 Bali pada Senin (14/11/2022).
Dari berbagai topik yang dibahas, kedua pemimpin itu menegaskan kembali masalah kedaulatan China atas Taiwan dan isu tes nuklir Korea Utara (Korut).
Beijing masih marah atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei awal tahun ini, yang ditanggapi China pada saat itu dengan menerbangkan jet di atas Selat Taiwan yang diklaim sebagai latihan militer menit terakhir. China juga kemudian memberikan sanksi kepada Pelosi secara pribadi.
Di Bali pada hari Senin, Biden mengatakan tidak ada perubahan pada kebijakan AS terhadap Taiwan.
“Saya menjelaskan bahwa kami ingin melihat masalah lintas selat diselesaikan secara damai, jadi tidak perlu sampai seperti itu. Saya yakin (Xi) mengerti semua yang saya katakana,” kata Biden dikutip CNBC Internasional.
Peringatan untuk Korea Utara
Program senjata nuklir Korea Utara dan serangkaian uji coba rudal balistik baru-baru ini juga muncul selama pembicaraan.
China terus memberikan pengaruh lebih besar terhadap Korut daripada negara lain mana pun, tetapi Biden mengatakan tidak jelas seberapa jauh pengaruh itu meluas ke rejim militer Korea Utara.
“Sulit untuk mengatakan bahwa saya yakin China dapat mengendalikan Korea Utara,” kata Biden.
“Saya telah menjelaskan kepada Presiden Xi Jinping bahwa saya pikir (China) memiliki kewajiban untuk mencoba menjelaskan kepada Korea Utara bahwa mereka tidak boleh terlibat dalam tes nuklir.”
Biden juga mengatakan bahwa jika China gagal membujuk Korea Utara untuk menghentikan rentetan tes, maka Amerika Serikat tidak akan punya pilihan selain “mengambil tindakan tertentu yang akan lebih defensif” untuk melindungi sekutu Korea Selatan dan Jepang.
Biden mengatakan kepada wartawan di Bali bahwa dia berusaha meyakinkan Xi bahwa tindakan ini “tidak akan diarahkan terhadap China, tetapi akan mengirim pesan yang jelas ke Korea Utara.”
Jika China tidak dapat mengendalikan agresi Korea Utara, Beijing akan melihat Amerika Serikat mengalihkan lebih banyak aset militer ke Pasifik Barat dan mempertahankan kehadiran yang lebih besar di wilayah maritim China. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post