ASIATODAY.ID, JAKARTA – Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) belajar penanganan wabah Covid-19 dari Taiwan.
“Beberapa hari lalu, Pusat Penanggulangan Wabah Dubai menghubungi Kantor Perwakilan Taiwan, dan menyampaikan bahwa mereka ingin mengadakan pertemuan via telekonferensi, untuk mempelajari metode yang dilakukan Taiwan untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19, ” demikian keterangan tertulis MOFA, yang dikutip Rabu (29/7/2020).
Pada tanggal 28 Juli 2020, Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) bersama Centers for Disease Control (CDC) dan Kementerian Luar Negeri (MOFA) mengadakan telekonferensi dengan Pusat Penanggulangan Wabah Dubai (Uni Emirat Arab), dan rumah sakit kawasan Timur Tengah, untuk menjelaskan tentang strategi penanganan wabah model Taiwan.
Pertemuan yang dilakukan secara online tersebut dihadiri oleh lebih dari 200 orang dari berbagai instansi dan kalangan.
Pada bulan Juni yang lalu, TAITRA telah meluncurkan sebuah platform digital pencegahan wabah dengan nama “Taiwan Global Anti-Covid 19 Pavilion”, untuk membagikan informasi tentang teknologi, produk dan pengalaman sukses penanganan wabah di Taiwan, agar bisa membantu negara-negara lain.
Wakil Kepala CDC, Lo Yi-chun, menjelaskan Taiwan pernah memiliki pengalaman pahit dalam wabah SARS yang terjadi pada tahun 2003. Belajar dari pengalaman pahit tersebut, kali ini Taiwan mengambil reaksi cepat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
“Saat ini Dubai sedang membutuhkan pengalaman penanganan wabah dari Taiwan, dan kami akan membantu sekuat tenaga dengan memberikan informasi yang diperlukan,” kata Direktur Jenderal Kantor Dagang Taiwan di Dubai, Jerry S. K. yang turut hadir dalam pertemuan online tersebut.
Selama beberapa bulan terakhir, TAITRA telah membantu sejumlah institusi pengobatan Taiwan untuk mengadakan pertemuan via telekonferensi dengan India, serta negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Amerika Tengah dan Amerika Selatan, untuk membagikan pengalaman Taiwan dalam menangani penyebaran wabah.
Pada awal bulan Juli, pertemuan tersebut diperluas hingga ke benua Afrika, dan secara global telah menjangkau lebih dari 22.000 petugas medis, dan pengusaha dari bidang yang berkaitan dengan medis. (ATN)
Discussion about this post