ASIATODAY.ID, JAKARTA – Di tengah krisis gandum yang dialami dunia, Indonesia mulai fokus mengembangkan komoditi Sorgum.
Pasalnya, Sorgum bisa menjadi alternatif pengganti gandum yang saat ini mengalami permasalahan di dunia.
Saat ini, sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan pelarangan ekspor gandum, antara lain Kazakhstan, India, Afganistan, Serbia, hingga Ukraina.
Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan kepada seluruh jajarannya agar segera membuat peta jalan (roadmap) terkait produksi dan hilirisasi Sorgum hingga tahun 2024 mendatang.
“Presiden telah memerintahkan agar dibuatkan roadmap sampai tahun 2024,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya usai rapat di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (04/08/2022).
Airlangga Hartarto mengatakan bahwa hingga saat ini realisasi pengembangan sorgum masih sekitar 4.355 hektar yang tersebar di enam provinsi dengan hasil produksi mencapai 15.243 ton atau sekitar 3,36 ton per hektare.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga melaporkan terkait target musim sasaran tanam sorgum pada tahun 2022 sebesar 15.000 hektare. Selain itu, pemerintah juga akan melakukan pengembangan sasaran tanam sorgum hingga 154 ribu hektare pada tahun 2024 mendatang.
“Presiden minta bahwa diprioritaskan untuk daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kabupaten Waingapu, dan di tahun 2023 dipersiapkan lahan sejumlah 115.000 hektare, dan di tahun 2024 sebesar 154.000 hektare,” ungkapnya.
Airlangga menjelaskan bahwa saat ini produksi Sorgum di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal tanaman tersebut diyakini mampu menjadi komoditas pengganti tanaman lainnya, seperti penganti jagung dalam bahan baku pembuatan pakan ternak, dan bisa juga dijadikan bioetanol.
“Industri pakan ternak sekarang bahan bakunya 50 persen jagung dan 50 persen protein lain. Tentu dari protein lain ini salah satunya sorgum bisa dijadikan untuk off-taker, untuk pakan ternak. Indonesia tentu punya beberapa alternatif, selain Sorgum itu bisa juga dari tanaman sagu dan singkong,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post