ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pandemi coronavirus (Covid-19) tidak menjadi penghambat sektor perikanan dan Kelautan Indonesia untuk meningkatkan ekspor.
Pasalnya, selama pandemi ini, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau sudah dua kali melakukan ekspor ikan kerapu ke Hongkong melalui PT Putri Ayu Jaya tepatnya check point di Sedanau, Bunguran Barat.
Yang terbaru, ekspor ikan kerapu ke Hongkong berlangsung pada tanggal 11-12 Mei 2020 dengan kapasitas ekspor mencapai 17,3 ton atau senilai USD103.872. Aktifitas ekspor sebelumnya senilai USD93.984. Sehingga selama pandemi ini, nilai ekspor kerapu dari Kabupaten Natuna telah mencapai USD197.856 atau Rp2,9 milyar lebih.
“Kami sangat berterima kasih kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang selalu berupaya membantu kami, sehingga aktivitas ekspor ini dapat terus berjalan lancar meskipun dalam situasi sulit di tengah pandemi Covid-19,” kata Eko Prihananto, Direktur PT Putri Ayu Jaya, sebagaimana keterangan tertulis KKP, Sabtu (16/5/20).
Aktivitas ekspor ikan kerapu ini menggunakan 2 buah kapal berbendera Hongkong yakni kapal MV. Cheung Kam Wah dan Cheng Wai Hing. Kedua kapal tersebut sudah mendapat izin dari KKP dan surat karantina dari kantor kesehatan pelabuhan Sedanau.
Aktivitas ekspor tersebut selain dihadiri petugas dari KKP dan Karantina Pelabuhan, juga dihadiri Syahbandar Sedanau, Bea dan Cukai, Imigrasi dan TNI AL.
Dengan mengantongi beberapa izin yang diperlukan, kedua kapal tersebut dikatakan sudah memenuhi prosedur untuk mengangkat kerapu hidup dan telah menjalani masa karantina selama 14 hari serta telah melengkapi administrasi keimigrasian.
Ikan kerapu hasil panen yang diserap untuk memenuhi permintaan ekspor ini tersebar di beberapa kecamatan diantaranya kecamatan Bunguran Barat, Bunguran Timur, Midai, Serasan, Pulau Tiga, Pulau Laut dan Subi.
“Posisi Natuna sangat strategis karena dekat dengan negara tujuan ekspor sehingga dapat memenuhi permintaan restoran-restoran dari Hongkong, yang saat ini beberapa telah dibuka kembali. Dari aktifitas ekspor tersebut dapat mendongkrak ekonomi masyarat pembudidaya Kabupaten Natuna di masa yang sulit ini,” jelas Eko.
Sementara itu, Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengungkapkan, kinerja ekspor ikan kerapu di tengah pandemi ini bisa terus berjalan dengan lancar apabila semua pihak yang terkait bisa saling koordinasi dan bersinergi.
“Dari informasi yang kami peroleh, saat ini beberapa restoran di Hongkong dan China telah dibuka kembali dan permintaan ikan kerapu dari negara tujuan ekspor sudah mulai rutin, artinya kinerja ekspor ikan kerapu juga akan mulai kembali normal,” jelasnya.
Menurut dia, dengan potensi budidaya ikan kerapu di Kabupaten Natuna dan posisinya dekat dengan Hongkong, maka hal itu akan meningkatkan kinerja ekspor, tentunya secara bersamaan akan menaikkan devisa negara di tengah menurunnya pendapatan negara dari ekspor sekarang ini. (AT Network)
Discussion about this post