ASIATODAY.ID, JAKARTA – Episentrum wabah coronavirus (Covid-19) di Asia kini bukan lagi di China, tetapi bergeser ke India.
Pasalnya, hingga Sabtu (16/5/2020), India mencatat lebih banyak kasus infeksi covid-19 dibandingkan China dengan 90.927 kasus dan 2.872 kematian.
Sebagian besar kasus infeksi di India terdapat di kota-kota besarnya yang menjadi pusat kegiatan ekonomi.
Diwartakan Straits Times, Sabtu (16/5/2020), hampir sepertiga kasus di India tercatat di ibu kota Delhi yang memiliki populasi 19 juta jiwa.
Sementara di kota Mumbai yang memiliki 17.512 kasus Covid-19 telah menyaksikan infrastruktur kesehatannya berada di bawah tekanan.
Selain rumah sakit yang kewalahan, ada sekitar 487 personel polisi dinyatakan positif Covid-19.
Virus itu menyebar melalui daerah-daerah kumuh di India, sehingga menimbulkan kekhawatiran utama bagi para pembuat kebijakan.
Di Dharavi, daerah kumuh terbesar di Asia, melaporkan 84 kasus baru pada Jumat (15/5/2020), menjadikan total kasus di daerah itu sebanyak 1.145 dengan 45 kematian.
Menurut para ahli, mengembalikan ekonomi India ke jalur yang cepat akan tergantung pada pengendalian virus di kota-kota topnya.
Kota-kota lain yang mencatat jumlah infeksi tinggi adalah Chennai dan Ahmedabad dengan masing-masing 5.946 dan 7.17 kasus pada Jumat.
“Semakin jelas bahwa Covid-19 tidak akan hilang dengan segera, ekonomi perlu dikelola bersamaan dengan risiko infeksi yang terus-menerus, mungkin untuk jangka waktu yang lama,” kata Rishi Sahai, Direktur Pelaksana perusahaan penasihat keuangan Cogence Advisors.
Ia mengungkapkan, 130 distrik yang dikategorikan sebagai zona merah saat ini adalah beberapa daerah yang paling urban dan penyumbang 41 persen ekonomi nasional serta 38 persen dari output industri India.
“Menemukan metode untuk menjaga distrik zona merah ini tetap aman dan operasional akan sangat penting dalam menjaga kegiatan ekonomi berkelanjutan,” kata dia.
Penerapan lockdown
Negara terpadat kedua di dunia itu menerapkan penguncian wilayah atau lockdown penuh sejak 25 Maret yang menghentikan seluruh kegiatan ekonomi negara.
Namun, Perdana Menteri Narendra Modi telah melonggarkan pembatasan, sehingga memungkinkan kegiatan ekonomi dilanjutkan.
Toko-toko telah dibuka kembali. Kantor-kantor kembali beroperasi dengan 33 persen dari tenaga kerja mereka dan warga hanya diperbolehkan keluar rumah antara jam 7 pagi sampai jam 7 malam.
Meski pemerintah telah mengklaim tingkat infeksi secara nasional melambat, tapi angka infeksi baru masih terus mengalami peningkatan.
Menerapkah jarak sosial atau physical distancing di tengah pelonggaran penguncian akan menjadi tantangan besar bagi kota-kota yang penuh sesak warga. (ATN)
Discussion about this post