ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) yang fantastis pada layanan mobile banking Livin by Mandiri.
Pasalnya, nilai transaksi pada layanan tersebut menyentuh Rp2.500 triliun. Pencapain dalam kurun setahun sejak diluncurkan ini tidak terlepas dari upaya penyempurnaan aspek user interface (UI) dan user experience (UX).
Sejak diluncurkan pada Oktober 2021 lalu, akselerasi digital melalui Livin by Mandiri sudah diunduh 19 juta kali, 14,5 juta pengguna terdaftar, dan hampir 12 juta pengguna aktif per bulan.
“Banyak pengguna tapi belum tentu beraktivitas. Aktivitas di Livin by Mandiri hari ini, sudah mencapai 500 juta transaksi per kuartal III-2022. Kalau dikalikan empat, transaksinya sudah 2 miliar. GTV hari ini hampir mendekati Rp 2.500 triliun yang terjadi di Livin by Mandiri,” jelas Timothy di forum Indonesia Digital Conference 2022, Rabu (23/11/2022).
Menurut Timothy, pertumbuhan cepat ini terjadi karena fokus Bank Mandiri terhadap UI dan UX yang relevan agar masyarakat mau bergabung dan memanfaatkan layanan.
“Konsep dari Livin by Mandiri adalah beyond banking, dengan open ecosystem. saya bawa 2.500 partners untuk memberikan satu nilai tambah,” jelasnya.
Selain Livin’, saat ini Bank Mandiri memiliki aplikasi Kopra dan Smart Branch. Ekosistem digital tersebut menjadi penting untuk dirangkum menjadi sebuah peluang, sehingga transformasi digital tidak hanya sekedar dibicarakan, namun diterjemahkan dalam realitas menjadi suatu peluang yang bisa digarap, khususnya oleh bank.
“Ini adalah tantangan. Dengan adanya digital ini kita harus berinvestasi kebutuhan data analytics atau yang disebut sehari-hari sebagai AI,” imbuhnya.
Timothy menjelaskan, pendekatan digital Bank Mandiri akan berbeda dengan bank-bank lain yang meluncurkan lisensi baru berupa bank digital. Dalam hal ini, perseroan tegas memandang bahwa bank digital merupakan suatu layanan bagi nasabah agar tidak lagi ke cabang. Hal ini telah dimiliki aplikasi Livin by Mandiri.
“Jadi ada tiga hal, yaitu comprehensive banking experience, kita bawa masuk semua ekosistem dalam aplikasi ini, dan open ecosystem,” jelas Timothy.
Di sisi lain, Bank Mandiri juga sedang mengembangkan layanan metaverse seiring pemanfaatan aset digital yang sudah cukup besar.
Perseroan melihat metaverse lebih kepada augmented reality (AR), sehingga bukan hanya menggabungkan sarana virtual tapi mendorong generate hype and engagement, for everyone at anytime, dan addictive and hard to let go.
“Ini cara yang baru untuk mereka berinteraksi kepada kita. Hari ini nasabah tidak perlu ke cabang karena sudah ada Livin by Mandiri. Tetapi the next level up adalah bagaimana kita menjalin interaksi dengan nasabah di dunia metaverse yang lebih nyata. Kemudian bisa digunakan siapa saja,” jelasnya.
Saat ini, Bank Mandiri baru dalam tahap memperkenalkan layanan metaverse, termasuk edukasi mengenai tujuan dan mencoba memberikan pengalaman berbeda kepada nasabah. Seiring edukasi dan perkenalkan layanan, perseroan berupaya menjawab tantangan yang ada terkait metaverse.
“Hari ini kami masih memikirkan bagaimana memberikan experience yang berbeda. Ini suatu yang sangat baru, saya rasa opportunity sangat banyak,” tandas Timothy. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post