ASIATODAY.ID, JAKARTA – Penjaga pantai Filipina melaporkan ratusan kapal militer China terpantau di wilayah Laut China Selatan yang disengketakan pada bulan ini.
“Penjaga pantai Filipina melaporkan sekitar 220 kapal, yang diawaki personel milisi maritim China terlihat ‘Show Force’ dalam formasi barisan di terumbu karang pada 7 Maret lalu,” bunyi pernyataan satuan tugas lintas pemerintah pada Sabtu (20/3/2021) malam, dikutip dari Straits Times.
Saat disinggung protes diplomatik atas kehadiran kapal China, Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin memberikan pandangan di akun Twitter.
“Hanya jika para jenderal memberi tahu saya. Menurut saya, kebijakan luar negeri adalah tinju pada sarung tangan besi angkatan bersenjata,” bunyi cuitan Locsin.
Satuan Tugas Nasional untuk Laut Filipina Barat menyatakan keprihatinan terhadap aksi penangkapan ikan berlebihan, kerusakan ekosistem laut, hingga risiko keselamatan navigasi.
Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri China belum menanggapi permintaan komentar terkait peristiwa tersebut.
Pada 2016 lalu, pengadilan internasional membatalkan klaim China atas 90 persen Laut China Selatan. Namun, Beijing tidak mengakui keputusan itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, China melanjutkan pembangunan di sejumlah pulau wilayah perairan yang disengketakan. Sejumlah negara, seperti Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina dan Brunei, mengklaim sebagian wilayah Luat China Selatan.
Pada Januari, Filipina memprotes regulasi teranyar China yang mengizinkan penjaga pantainya menembaki kapal asing. Kebijakan itu menggambarkannya sebagai “ancaman perang”.
Amerika Serikat (AS) berulang kali mengecam upaya China yang menindas negara tetangga dengan kepentingan persaingan. Sementara itu, China mengkritik AS telah campur tangan dalam urusan internalnya.(ATN)
Discussion about this post