ASIATODAY.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 7-8 Februari 2022.
Untuk itu, para nelayan dan pengguna jalur pelayaran diminta waspada terhadap potensi cuaca ekstrem ini.
Plt Deputi Klimatologi BMKG Urip Haryoko mengatakan pola angin wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari utara-timur dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. Sedangkan wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari barat daya-barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-30 knot.
“Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Lampung, Selat Sunda, perairan selatan Banten, perairan selatan Jawa Barat dan perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud,” kata Urip dalam keterangan tertulis, Senin (7/2/2022).
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1.25-2.50 meter di beberapa perairan seperti, Selat Malaka bagian utara, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Nias, Samudra Hindia Barat Aceh-Nias, perairan selatan Bali-NTT (Nusa Tenggara Timur), Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, dan Selat Sumba bagian barat.
Kemudian, perairan Pulau Sawu-Pulau Rotte-Kupang, Laut Sawu bagian selatan, Samudra Hindia Selatan (Nusa Tenggara Barat (NTB)–NTT, Laut Natuna, perairan timur Bintan, Laut Jawa, dan perairan utara Jawa Tengah-Jawa Timur.
Kemudian Laut Bali, Laut Sumbawa, Selat Lombok-Alas bagian utara, perairan utara Sumbawa, Selat Makassar bagian tengah dan utara, perairan utara Sulawesi, dan perairan selatan Sulawesi Utara.
Laut Maluka bagian selatan, perairan Kepulauan Banggai, perairan Kepulauan Sula bagian utara, perairan timur Kepulauan Halmahera, dan perairan utara Papua Barat-Papua.
Gelombang yang lebih tinggi berkisar 2.50-4.0 meter berpeluang terjadi di perairan Kepulauan Mentawai, perairan Enggano-Bengkulu, Teluk Lampung bagian selatan, Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai-Enggano, perairan selatan Jawa Barat-Jawa Timur, Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah-Bali, dan perairan utara Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna.
Kemudian, perairan utara Subi-Serasan, Laut Natuna Utara, Selat Makassar bagian utara, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sitaro, perairan utara Bitung-Likupang, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, Samudra Pasifik Utara Halmahera, Samudra Pasifik Utara Papua Barat-Papua.
“Gelombang yang sangat tinggi di kisaran 4.0-6.0 meter berpeluang terjadi di perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Lampung, Selat Sunda, perairan selatan Banten, Samudra Hindia Selatan Banten-Jawa Barat,” jelasnya.
Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.
BMKG mengimbau masyarakat selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi, seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 meter), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter), kapal kargo/pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter).
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post