ASIATODAY.ID, JAKARTA – Perusahaan baterai kendaraan listrik China GEM Co Ltd akan menggandakan kepemilikannya dalam proyek nikel Indonesia, sehingga menjadi investor mayoritas untuk memperkuat kendali strategis atas sumber daya mineral di tengah kekurangan nikel.
Dikutip dari The Star, Rabu (5/1/2021), melalui kerangka nota kesepahaman (MoU), GEM mengatakan dalam sebuah pernyataan, Jingmen salah satu unit usaha GEM, telah setuju dengan mitra di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) untuk meningkatkan kepemilikannya menjadi 72 persen dari 36 persen.
Adapun ketentuan finansial dari MoU yang belum diselesaikan tidak diungkapkan. Selain itu tidak jelas kapan MoU akan diimplementasikan.
Pabrik yang dirancang untuk memproduksi bahan kimia yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik dengan kapasitas tahunan 50.000 ton, diharapkan mulai berproduksi pada akhir 2020 namun ditunda karena pandemi global Covid-19.
GEM telah merencanakan proyek tersebut bersama dengan produsen stainless dan nikel Tsingshan Group, sebuah unit dari Contemporary Amperex Technology Ltd (CATL), rumah perdagangan Jepang Hanwa Co Ltd dan PT. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada 2018.
Di samping 36 persen saham unit GEM Jingmen saat ini, unit CATL memegang 25 persen, Tsingshan memiliki 21 persen dan sisanya dimiliki oleh IMIP dan Hanwa.
Berdasarkan MoU tersebut, Jingmen akan meningkatkan kepemilikannya di unit CATL dan Tsingshan masing-masing sebesar 60 persen dan 100 persen, meningkatkan kepemilikan keseluruhannya atas proyek Indonesia menjadi 72 persen.
Saham IMIP dan Hanwa akan terpengaruh langsung oleh kesepakatan tersebut. CATL, Hanwa dan IMIP tidak menjawab panggilan telepon untuk meminta komentar, sementara Tsingshan menolak berkomentar. (ATN)
Discussion about this post