ASIATODAY.ID, JAKARTA – Induk Google Alphabet Inc., membukukan pendapatan dari bisnis iklan senilai USD60 miliar atau setara lebih dari Rp860,23 triliun pada kuartal IV/2021. Capaian ini melampaui proyeksi analis.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (2/2/2022), penjualan Alphabet, belum termasuk pembayaran mitra, naik 33 persen menjadi USD61,9 miliar, dibandingkan dengan perkiraan analis rata-rata USD59,4 miliar.
Pendapatan iklan Google tumbuh sebesar 33 persen selama kuartal liburan. Pertumbuhan bisnis tetap tinggi di tengah gangguan pada kategori terbesarnya yakni perjalanan dan ritel akibat penyebaran varian omicron Covid-19 dan krisis rantai pasokan.
Perusahaan juga mengumumkan pemecahan saham 20-untuk-1, artinya, setiap saham yang dimiliki investor akan mendapat 19 saham tambahan.
Alphabet berhasil menggali pendapatan dari meningkatnya penggunaan internet pada masa pandemi, seperti belanja daring dan peralihan bujet pemasaran ke jalur online.
Dari sisi lain, Google meraih pendapatan besar dari divisi cloud dan YouTube. Namun, kontributor utama perusahaan masih berasal dari bisnis pencarian andalannya yang mendapat keuntungan dari investasi mendalam pada e-commerce.
“Skala bisnis periklanan gabungannya sangat besar. Jika Anda memiliki bisnis di dunia saat ini, kemungkinan Anda harus membayar untuk mendapatkan materi pemasaran itu di depan pengguna Google atau YouTube,” ungkap analis ekuitas Hargreaves Lansdown Sophie Lund-Yates, yang menulis dalam catatan setelah pendapatan.
Saham Alphabet naik 8,7 persen setelah ditutup USD2.752,88 dalam perpanjangan perdagangan. Namun, saham telah menurun sebesar 5 persen sepanjang tahun ini.
Analis JMP Securities Andrew Boone mengatakan bahwa Google mendapat keuntungan dari bisnis online yang mengklik iklannya, berkompetisi dengan Meta Platforms Inc., dan Snap Inc.
“Sekarang pengeluaran Google sudah kembali,” katanya.
Chief Business Officer Google Philipp Schindler mengatakan bahwa iklan ritel menjadi kontributor terbesarnya dalam pertemuan dengan investor.
Seperti diketahui, YouTube meluncurkan inisiatif belanja baru dengan kreator muda pada kuartal keempat.
“Kami terus membuat terobosan,” kata Schindler dalam panggilan tersebut.
Pendapatan bersih Google naik menjadi USD20,6 miliar atau USD30,69 per saham. Capaian tersebut di atas proyeksi analis sebesar USD27,35 per saham.
Seluruh realisasi kinerja Google berhasil melampaui estimasi analis, termasuk iklan pencarian, komputasi cloud, dan lini lainnya seperti perangkat keras dan penjualan di toko aplikasinya.
Bisnis jaringan Google yang menjalankan iklan di situs lain tumbuh hingga 26 persen menjadi USD9,31 miliar, meskipun ada tekanan dari regulator terkait dengan operasi iklan bergambar.
Adapun situs YouTube meraup USD8,63 miliar selama kuartal di musim liburan, tumbuh 25 persen. Pertumbuhan ini hanya selisih sedikit dari estimasi analis sebesar USD8,76 miliar.
Saat ini, fitur Shorts miliknya yang menjadi pesaing dari TikTok sudah berhasil ditonton sebanyak 15 miliar kali per hari. (ATN)
Discussion about this post