ASIATODAY.ID, JAKARTA – Filipina siap membeli 3 kapal selam buatan Indonesia untuk memperkuat armada angkatan lautnya guna menghadapi potensi ancaman konflik dengan China di Laut China Selatan.
Pembelian kapal selam Indonesia ini menjadi prioritas Filipina diantara rencana pengadaan 16 kapal perang yang telah ditetapkan hingga tahun anggaran 2028.
“Kapal selam serang akan sangat berguna untuk melindungi wilayah perairan dalam kita di Laut Filipina Barat,” kata Johnny Pimentel, ketua komite intelejen strategis di DPR Filipina, seperti dikutip dari Philstar, Senin (17/5/2021).
Menurutnya, kapal selam sangat krusial dalam melakukan operasi-operasi intelejen, pengintaian dan pertahanan terhadap aktivitas militer China yang tidak diharapkan di perairan itu. Didukung torpedo, rudal, dan ranjau, kapal selam serang juga memiliki kemampuan membidik jarak jauh dan ke daratan.
Prioritas itu ditekankan kembali sekalipun apa yang baru saja dialami kapal selam KRI Nanggala-402 milik Indonesia. Kapal selam ini hilang kontak dan belakangan diketahui tenggelam bersama 53 awaknya ke kedalaman 838 meter di laut utara Bali pada 21 April 2021.
Menurut Pimentel, KRI Nanggala-402 telah berusia tua dan rawan serta mengalami perbaikan beberapa kali.
Adapun komitmen yang ditawarkan militer Prancis kepada Filipina disebutnya berbeda dari kapal selam milik Indonesia tersebut. Sehingga, dia menambahkan, rencana pembelian bisa berjalan terus.
Pimentel membandingkan negara tetangga dekatnya, Vietnam dan Malaysia yang disebutnya hanya negara pantai, telah memiliki kapal selam serang sendiri. Sedang Filipina disamakannya dengan Indonesia.
“Filipina dikelilingi perairan, jadi armada kapal selam harus ada melengkapi pertahanan kapal perang kita,” katanya.
Sementara itu, perkembangan terakhir dari upaya evakuasi badan kapal selam KRI Nanggala-402 kini menyisakan tiga unit kapal dari China di lokasi diantaranya Tansuo-2 yang memiliki dua robot berawak yang mampu menyelam hingga kedalaman 10 ribu meter.
Kapal-kapal dari China itu menggantikan armada kapal pencari dari Singapura, Malaysia dan Australia serta satu pesawat dari Amerika Serikat. Mereka, seperti diungkap dalam rapat kerja Panglima TNI dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut di DPR RI pada 6 Mei lalu, telah kembali ke negara masing-masing tiga hari setelah penemuan lokasi KRI Nanggala-402 tenggelam.
Dari rapat kerja itu pula terungkap jika TNI berencana mengadakan penambahan kapal selam serang sehingga mencapai 10 unit pada 2029. (ATN)
Discussion about this post