ASIATODAY.ID, BALI – Seekor ikan Hiu Paus (Rhincodon typus) seberat 1 ton ditemukan mati terdampar di Pantai Candidasa, Karangasem, Bali.
Hewan laut dilindungi ini ditemukan mati terdampar pada Minggu (6/12/2020) pagi, sekitar pukul 05.00 WITA. Hiu Paus ini ditemukan terdampar dengan kondisi masih utuh dan kondisi segar. Ikan sepanjang 5 meter dengan berat perkiraan 1 ton ini diketahui berjenis kelamin betina.
Menurut Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarso, di tubuh Hiu Paus tersebut tidak dijumpai luka yang berarti pada saat ditemukan. Pihaknya menduga penyebab terdamparnya hewan raksasa itu karena terjebak hempasan arus pasang surut saat mencari makan.
Untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan dan polusi udara akibat bau busuk, bangkai Hiu tersebut langsung dikuburkan oleh petugas.
“Sesuai Kepmen KP Nomor 18 Tahun 2013, Hiu Paus termasuk ikan yang dilindungi penuh. Jadi pemanfaatan ikan hiu paus, baik itu daging, tulang, dan kulitnya tidak diperbolehkan,” jelas Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) di Jakarta, dikutip Selasa (8/12/2020).
Sebagai referensi, Hiu Paus tergolong kedalam kelas Pisces. Ikan terbesar di laut ini memiliki ukuran hingga 40 kaki dan berat mencapai 20,6 ton.
Hiu Paus merupakan spesies yang tergolong dalam subkelas Elasmobranchii. Di Indonesia, Hiu Paus lebih dikenal dengan nama Hiu Tutul, karena punggungnya memiliki pola warna bertotol-totol. Seperti organisme lain yang juga tergolong kedalam kelompok elasmobranchii, yakni pari dan manta, Hiu Paus merupakan jenis ikan yang memiliki kerangka tubuh tersusun atas tulang rawan (cartilaginous fish).
Berbeda dengan spesies Hiu yang lain, Hiu Paus memiliki preferensi menu makanan yang unik. Pasalnya, ikan ini lebih gemar makan plankton, ikan kecil, dan udang-udangan dibandingkan ikan-ikan besar.
Meskipun Hiu Paus memiliki 3.000 gigi yang sangat kecil, namun jarang digunakan karena ikan ini bersifat filter feeding. Artinya, Hiu Paus akan memasukkan air beserta segala partikel yang tersuspensi didalamnya secara masif kemudian difilter melalui struktur penyaring dalam insangnya. Setiap jam nya, Hiu Paus mampu menyaring air hingga 1.500 galon.
Populasi Hiu Paus tersebar di seluruh laut tropis dan sub tropis, yaitu di Samudera Atlantik, Pasifik, dan Hindia. Hiu Paus mampu bermigrasi hingga ribuan kilometer melintasi samudera. Pada musim semi, sebagian besar populasi Hiu Paus cenderung akan bermigrasi ke paparan benua bagian barat Australia.
Di wilayah ini dapat ditemukan tempat jumlah plankton yang melimpah, yakni tepatnya di Ningaloo Reef. Di perairan Indonesia, Hiu Paus kerap ditemukan muncul di beberapa wilayah dekat pantai atau muara, seperti Teluk Cenderawasih, Derawan, dan Spermonde. Kemunculan Hiu Paus di berbagai wilayah yang bukan merupakan habitat aslinya dipengaruhi oleh faktor ekologi perairan tersebut.
Secara ekologis, Hiu Paus hidup di zona pelagik, yaitu di perairan atau kolom perairan. Keberadaan Hiu Paus erat dengan kelimpahan pakan di wilayah perairan tertentu. Apabila Hiu Paus ditemukan didekat wilayah pantai atau muara sungai, diduga disebabkan wilayah tersebut memiliki kelimpahan plankton dan ikan-ikan kecil yang tinggi. Oleh karena itu, wilayah tersebut dapat dianggap sebagai feeding ground bagi Hiu Paus di waktu-waktu tertentu.
Apabila diamati perilaku dan pergerakan Hiu Paus, ikan ini cenderung menyendiri (soliter). Gerakannya yang lamban, yakni sekitar 5 km/jam, menjadikan Hiu Paus sebagai daya tarik wisata bahari. Di beberapa wilayah yang kerap ditemukan Hiu Paus, banyak penyelam atau turis yang memanfaatkan Hiu Paus sebagai ‘kawan’ berenang karena ikan ini bersifat jinak dan menarik.
Saat ini, Hiu Paus dinyatakan sebagai Endangered Species (terancam punah) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) sejak tahun 2016. Di perairan Atlantik, populasi Hiu Paus berkurang sebesar 30 persen dari jumlah sebelumnya. Bahkan, di wilayah perairan Indo-Pasifik, diketahui bahwa terjadi penurunan populasi Hiu Paus hingga 60 persen. Di wilayah perairan Asia, yakni seperti contohnya di Filipina, Hiu Paus banyak diburu untuk diambil daging, minyak, atau siripnya. Di Teluk Cenderawasih, Papua Barat, Hiu Paus kerap tertangkap oleh jaring nelayan (bycatch). (ATN)
Discussion about this post