ASIATODAY.ID, JAKARTA – Huawei Indonesia, berkolaborasi dengan Asosiasi Big Data dan AI (ABDI), menggagas diskusi daring nasional bertajuk Tata Kelola Data dan Cloud untuk Mendorong Digitalisasi Nasional.
Forum ini untuk menyeleraskan pemahaman, sekaligus memperkuat komitmen bersama masyarakat TIK dan ekosistem industri Cloud dan Data, serta bertukar wawasan tentang Kedaulatan Data dan Cloud serta Tata Kelolanya di Indonesia. Diskusi ini dihadiri oleh sekitar 900 peserta.
Huawei dan ABDI memandang, situasi pandemi global saat ini telah menempatkan keamanan siber sebagai salah satu isu utama. Ini menjadikan semua pihak dituntut untuk mampu mengelola data secara lebih seksama.
Lebih dari itu, langkah-langkah regulasi menunjukkan bahwa dalam hal data, baik yang disimpan di premise ataupun di cloud, privasi dan manajemen lebih dari sekadar komitmen terkait kode etik, tetapi juga terkait dengan kepatuhan hukum.
Mendukung semua sektor agar dapat memanfaatkan penyimpanan data yang aman dan telah memenuhi asas kepatuhan secara legal, artinya telah mendukung tumbuhnya inovasi yang selaras dengan pertumbuhan industri itu sendiri, serta mendorong bisnis dan berbagai organisasi dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran.
Jacky Chen, CEO Huawei Indonesia mengatakan, Huawei berkomitmen untuk mendukung kedaulatan data di semua negara, termasuk Indonesia.
Secara global, lebih dari 12 tahun Huawei telah menggelontorkan investasi di ranah komputasi Cloud. Dalam kurun waktu tiga tahun ke belakang, Huawei terus menguatkan komitmennya untuk meningkatkan besaran investasi di bidang Cloud, menghadirkan layanan hingga ke 45 zona di 23 kawasan di dunia.
Selama 20 tahun telah hadir dan berkembang di Indonesia, Huawei akan terus berinvestasi pada inovasi teknologi utama terbarukan di Cloud, 5G, dan AI, sesuai dengan peraturan setempat untuk memastikan keamanan dan keandalan informasi dan data.
“Kami meyakini perkembangan ekosistem infrastruktur TIK yang kuat di Indonesia dapat mendukung percepatan Digitalisasi Nasional, menuju Indonesia yang cerdas dan saling terhubung sehingga menjadi 10 negara dengan ekonomi teratas dunia pada tahun 2030 dan menjadi negara maju pada tahun 2045,” jelasnya.
Relevan dengan itu, Pemerintah Indonesia pun telah menyerukan isu serupa pada Pertemuan Tingkat Menteri Ekonomi Digital G20 yang diadakan pada Juli 2020.
Presiden Joko Widodo bahkan telah mencanangkan pengembangan Pusat Data Nasional yang direncanakan selesai paling lambat tahun 2023. Pusat Data Nasional akan menjadi fondasi bagi realisasi inisiatif digitalisasi di Indonesia.
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) LetJen. TNI (Purn) Hinsa Siburian mengatakan, pemerintah Indonesia membentuk BSSN menjadi Badan Siber kelas dunia seperti pada negara-negara maju lainnya.
Dunia siber sangat penting untuk dikelola karena mampu memberikan keuntungan ekonomi bagi negara. Selain itu, dunia siber harus dikelola agar dampak berupa ancaman bagi negara dapat diantisipasi.
Menurut Hinsa, tantangan besar bagi Indonesia dalam menghadapi dunia digitalisasi, permasalahan yang terjadi di ranah siber menyangkut masalah keamanan dan kesejahteraan negara.
BSSN hadir untuk menjaga keamanan siber secara efektif dan efisien. Kesadaran ekosistem terhadap keamanan siber dan kedaulatan data sangat penting untuk terus ditingkatkan.
“Kami mengapresiasi upaya dan komitmen Huawei dalam meningkatkan literasi pada bidang tersebut, baik melalui diskusi edukatif ini maupun program-program lain yang telah dan akan diselenggarakan berdasarkan MoU,” jelasnya.
Keamanan cloud juga mendapatkan sorotan, dengan fokus utama pada soal keamanan dan kerahasiaan data di lingkungan cloud. Perusahaan-perusahaan juga perlu untuk terus berinvestasi di bidang keahlian dan peranti tata kelola di bidang keamanan guna membangun basis pengetahuan yang dibutuhkan agar terus dapat mengikuti setiap perkembangan teknologi dan inovasi di bidang cloud.
Untuk mewujudkan kedaulatan dan kemakmuran ruang siber, Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN Anton Setiyawan S.Si., M. M, mengatakan, diperlukan kolaborasi, inovasi, dan kemandirian yang merupakan prinsip membangun teknologi, infrastruktur, regulasi, dan SDM.
“Kerja sama dengan dunia internasional tetap diperlukan untuk memanfaatkan teknologi yang dikembangkan oleh pemain global seperti Huawei, namun dengan tetap mendorong pertumbuhan industri dalam negeri sehingga keamanan sibernya dapat dengan mudah diaplikasikan,” jelasnya.
Asdep Deputi VII Kemenko Polhukam, Marsma TNI. Dr. Sigit Priyono, M.Sc, mengutarakan, dalam perspektif politik dan keamanan, pengelolaan data yang tepat akan mampu mengantisipasi ancaman-ancaman kontemporer, termasuk ancaman kejahatan siber, hingga penjajahan digital.
“Kebijakan-kebijakan transformasi digital yang mendukung ketahanan nasional, kedaulatan data, perlindungan data, dan ekonomi nasional sangat penting keberadaannya. Diperlukan pula sinergi quarter helix antara pemerintah, dunia akademik, masyarakat/komunitas, serta pihak swasta atau pelaku industri. Diskusi hari ini yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, pelaku industri seperti Huawei, ABDI, dan masyarakat luas selaras dengan gagasan tersebut,” imbuhnya.
Sementara itu Staf Ahli Bidang Hukum, Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, Prof. Dr. Henri Subiakto, mengatakan, seperti yang telah disampaikan Presiden Jokowi, pandemi Covid-19 diharapkan menjadi batu loncatan bagi bangsa ini untuk melakukan upaya percepatan transformasi digital.
Terkait dengan upaya tersebut kata dia, pemerintah melakukan percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital serta penyediaan layanan internet, serta menyiapkan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, baik di sektor pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, maupun penyiaran.
Pemerintah juga mempercepat integrasi data nasional, menyiapkan kebutuhan talenta SDM digital, dan menyiapkan skema pendanaan dan pembiayaan yang terkait dengan regulasi secepat-cepatnya.
“Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada Huawei yang telah berkontribusi melalui program peningkatan literasi dan kesadaran digital dan pengembangan SDM TIK melalui pelatihan-pelatihan. Ini bagus sekali,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post