ASIATODAY.ID, NEW YORK – Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksi, pertumbuhan ekonomi di seluruh Asia akan melambat lebih dari yang diharapkan. Kondisi semacam ini tentu patut diperhatikan agar pelemahan pertumbuhan ekonomi tidak kian dalam.
Dalam laporan Outlook Ekonomi Regional yang dirilis, IMF mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Asia bisa moderat hingga lima persen pada 2019, dan 5,1 persen pada 2020. Perkiraaan itu masing-masing lebih rendah 0,4 persen dan 0,3 persen dari proyeksi April.
Di antara ekonomi utama Asia yang paling terpukul dan lebih dari yang diperkirakan ialah Hong Kong -yang sudah terpukul oleh kerusuhan selama berbulan-bulan- bisa tumbuh hanya 0,3 persen di tahun ini dan 1,5 persen pada 2020. Masing-masing lebih rendah 2,4 persen dan 1,5 persen daripada proyeksi awal dana tersebut.
Laporan itu menyebut kerusuhan di Hong Kong sebagai satu risiko yang dapat memengaruhi ekonomi kawasan itu.
“Memburuknya situasi sosial politik, misalnya, di Hong Kong dapat menyebabkan limpahan ekonomi ke negara-negara lain di kawasan ini dan di luarnya,” tulis laporan tersebut, dikutip CNBC, Sabtu (26/10/2019).
Pertumbuhan di Korea Selatan dapat turun menjadi dua persen di tahun ini dan 2,2 persen pada 2020 -keduanya 0,6 persen lebih rendah dari yang diperkirakan, menurut laporan IMF. Ekonomi Singapura dapat tumbuh 0,5 persen di tahun ini dan satu persen pada 2020 -masing-masing lebih rendah 1,8 persen dan 1,4 persen dari yang diproyeksikan.
Aktivitas di wilayah ini, terutama di sektor manufaktur, telah terpukul. Sementara permintaan domestik telah meningkat, investasi dan perdagangan telah melemah secara signifikan, dengan ekspor di pasar negara berkembang Asia menyusut sejak akhir 2018 -sebagian besar terseret oleh perdagangan regional yang lemah terutama dengan Tiongkok.
Awal pekan ini, IMF memproyeksikan ekonomi Tiongkok dapat tumbuh 5,8 persen di tahun depan atau lebih lambat dari perkiraan 6,1 persen untuk 2019.
“Risiko di kawasan ini termasuk perlambatan yang lebih cepat dari perkiraan di Tiongkok, memperdalam ketegangan regional seperti hubungan bilateral Jepang dan Korea, meningkatkan risiko geopolitik,” papar IMF. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post