ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan mengincar ekspor makanan dan minuman ke Afrika Utara. Pasalnya, kawasan itu merupakan pasar yang menjanjikan bagi produk pangan olahan dari Indonesia.
“Kawasan Afrika Utara, khususnya Mesir, merupakan pasar yang menjanjikan bagi produk pangan olahan dari Indonesia,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Kasan dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/7/2020).
Menurutnya Indonesia berpeluang besar meningkatkan ekspor pangan olahan di pasar global. Apalagi dampak pandemi mengakibatkan perubahan pola perdagangan global, peningkatan biaya logistik, kerja sama perdagangan tidak berjalan efektif, hingga resesi ekonomi.
Sementara dampaknya bagi perdagangan nasional, yaitu meningkatkan potensi inflasi barang pokok dan penting akibat terganggunya logistik dan distribusi, terhambatnya aktivitas perdagangan antarpulau, terjadinya perubahan pola konsumsi masyarakat, serta melemahnya daya beli masyarakat.
“Saat ini kita melihat peluang makanan olahan menjadi alternatif pilihan yang dicari masyarakat karena dapat disimpan lebih lama dibandingkan pangan segar. Selain itu, masyarakat cenderung lebih memilih masak di rumah dan menyukai produk-produk yang bernutrisi, memenuhi keamanan pangan dan terjaga higienitasnya,” ungkapnya.
Ada lima produk ekspor makanan olahan Indonesia terbesar ke Mesir pada 2019, yaitu saus, bumbu, dan rempah; olahan ikan, tuna; sugar confectionery yang tidak mengandung kakao, olahan ikan, sarden; serta makanan.
Selain itu, produk makanan olahan Indonesia yang potensial di Mesir yaitu produk perikanan, food preparations, kopi, cokelat, biskuit dan makanan ringan.
Atase Perdagangan Kairo Irman Adi Purwanto Moefthi menambahkan, perwakilan perdagangan akan segera membentuk forum guna memfasilitasi kegiatan perdagangan di Kairo.
Tujuannya yaitu agar para pelaku usaha dapat terhubung dengan buyers sehingga para pelaku usaha dapat menangkap peluang pasar yang tersedia. (ATN)
Discussion about this post