ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia dan Inggris menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang menyetujui Joint Economic and Trade Committee (JETCO) untuk meningkatkan perdagangan dan investasi di sektor-sektor utama dengan menangani masalah pasar bebas dan akses pasar di kedua negara. Langkah ini sekaligus menandai rampungnya proses Joint Trade Review (JTR).
Pemerintah Indonesia dan Inggris akan membentuk kelompok kerja lintas sektoral pemerintah, melibatkan pelaku industri dari kedua belah pihak. Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia dan BritCham (Kadin Inggris) telah memulai ini untuk melihat kolaborasi energi terbarukan.
“Awalnya, JETCO akan fokus pada makanan, minuman dan produk pertanian serta energi terbarukan/pertumbuhan hijau,” kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins dalam keterangan tertulisnya Selasa (27/4/2021).
Owen mengatakan, Indonesia memiliki populasi muda yang berbakat, infrastruktur dan industri berkembang pesat dan potensi besar dalam energi terbarukan, seperti kendaraan listrik, serta teknologi lain yang berkembang pesat yang akan mendominasi perekonomian di tahun-tahun mendatang.
“Saya senang karena JETCO ini akan mendorong kita lebih jauh untuk meningkatkan perdagangan dan kerja sama,” kata Owen.
Lebih lanjut Owen menegaskan, perdagangan Inggris-Indonesia adalah peluang yang bisa menguntungkan kedua negara. Dengan peningkatan kolaborasi, investasi Inggris ke Indonesia akan meningkat secara cepat.
“Dalam Tinjauan Terpadu (Integrated Review) tentang kebijakan luar negeri, keamanan, pertahanan, dan pembangunan, Inggris menegaskan komitmennya terhadap kawasan Indo-Pasifik sebagai mesin ekonomi global dan pusat kebudayaan global,” jelas Owen.
Owen mengungkapkan bahwa JETCO dilengkapi dengan tawaran Inggris yang lebih luas ke Indonesia, termasuk Pembiayaan Ekspor Inggris (UKEF) yang dapat mendukung Pemerintah Indonesia dengan pembiayaan jangka panjang yang sangat kompetitif (hingga 4 miliar euro) untuk dapat mencapai tujuan pembangunan Indonesia.
Menteri Perdagangan Internasional Inggris Liz Truss mengatakan bahwa pada tahun 2050, Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu dari lima ekonomi terdepan secara global.
“Perjanjian hari ini menetapkan ambisi Inggris untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara serta membuka pasar baru untuk perusahaan-perusahaan Inggris,” kata Truss.
Dikatakan, Inggris ingin memperkuat hubungan perdagangan dengan negara-negara yang bervisi serupa, seperti Indonesia.
“Kita memiliki keyakinan yang sama terhadap demokrasi dan sistem internasional yang berbasis peraturan, yang membantu memperkuat kemitraan dinamis Global Britain dengan ASEAN dan Asia Tenggara,” ujar Liz.
Sementara itu Komisaris Perdagangan Inggris untuk Asia Pasifik Sam Myers mengatakan bahwa MoU ini merupakan langkah penting untuk memperdalam hubungan perdagangan Inggris dengan Indonesia, sebagai ekonomi terbesar ASEAN.
“Hal ini akan menciptakan mekanisme formal untuk mengatasi peluang dan tantangan bisnis di tingkat senior pemerintah, dan memulai diskusi khusus sektoral di sembilan bidang prioritas,” kata Sam.
Berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDN), Inggris adalah ekonomi terbesar ke-6 di dunia, dan Indonesia dengan cepat naik dari peringkat 16. Saat ini Indonesia adalah mitra dagang terbesar ke-52 Inggris. Investasi Inggris di Indonesia meningkat 53 persen menjadi 7,1 miliar euro pada 2019 d tengah pandemi. Sebagai investor terbesar kedua dari Eropa di Indonesia, Inggris berinvestasi di lintas sektor perekonomian mulai energi, farmasi, dan barang konsumen. (ATN)
Discussion about this post