ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia dan Malaysia akan menjadi basis investasi strategis Microsoft di Asia Tenggara.
Microsoft dilaporkan baru saja menandatangani kerjasama dengan pemerintah Malaysia untuk membangun pusat data pertamanya di negeri jiran. Tak tangugng-tanggung, Microsoft akan menggelontorkan investasi di proyek ini senilai USD1 miliar atau sekitar Rp14,5 triliun
Investasi tersebut disampaikan langsung Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin melalui keterangan resminya. Proyek ini dinamai ‘Bersama Malaysia’, yang akan menjadi langkah paling signifikan perusahaan setelah 28 tahun beoperasi di Malaysia.
“Investasi signifikan dari Microsoft ini semakin memperkuat posisi Malaysia sebagai pusat data regional potensial dan kami selalu siap untuk menyambut lebih banyak mitra seperti kami bekerja dengan pemangku kepentingan untuk terus meningkatkan proposisi nilai Malaysia di ruang besar data ini,” ungkap Tan Sri Muhyiddin Yassin dalam laman resmi Microsoft, dikutip Jumat (23/4/2021).
Selain pembangunan pusat data, dalam kerjasama ini juga, Microsoft menargetkan untuk melatih 1 juta penduduk Malaysia di dunia bisnis digital, termasuk akan membentuk MyDigital Alliance Leadership Council, kolaborasi perusahaan dengan pemerintah dalam merekomendasikan beberapa kebijakan berbasis cloud-fist dan digital-native.
Microsoft juga mengklaim investasinya tersebut dapat membantu menyumbang pendapatan baru bagi negara hingga USD4,6 miliar atau sekitar Rp 66,7 triliun, termasuk akan membantu menciptakan 19 ribu lapangan pekerjaan baru, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Nilai investasi Microsoft ini akan jadi yang terbesar, setelah sebelumnya pemerintah Malaysia juga telah mengizinkan Amazon, Google dan perusahaan telekomunikasi lokal Telekom Malaysia untuk membangun pusat data dan layanan komputasi awan.
Kerjasama ini akan menjadi titik balik bagi iklim investasi Malaysia, yang selama pandemi 2020 nilai investasi asing langsung (FDI) negara ini turun hingga 68 persen. Kinerja ini merupakan yang terburuk dibanding negara Asia Tenggara lainnya.
Di tengah musim seret investasi seperti saat ini, Malaysia mencoba untuk mempertahankan dirinya sebagai tujuan investasi. Menteri keuangan Malayisa, baru-baru ini mengatakan sedang mencari insentif untuk membantu menarik lebih banyak FDI.
Dikatakan, nilai investasi dari penyedia layanan cloud ini ditaksir bisa mencapai puluhan triliun. Berkisar USD 2,91 miliar hingga USD 3,64 miliar atau sekitar Rp 42,1 triliun hingga Rp 52,7 triliun selama lima tahun ke depan.
Sebelum dengan Malaysia, Microsoft telah lebih dulu menyatakan akan berinvestasi dalam pembangunan pusat data di Indonesia. Rencana ini diumumkan oleh perusahaan lewat laman resminya pada 25 Februari lalu, dan proyek ini akan diluncurkan dengan nama “Berdayakan Ekonomi Digital Indonesia”.
Dalam keterangannya, proyek ini diklaim perusahaan dapat membantu menambah pemasukan negara hingga USD6,3 miliar atau lebih dari Rp91 triliun, termasuk menyumbang 60 ribu lapangan pekerjaan baru selama 4 tahun ke depan.
Selain itu, Microsoft juga berjanji akan membantu pemerintah Indonesia untuk mencapai tagret 24 juta penduduk, yang mampu bersaing dalam iklim baru bisnis digital hingga akhir tahun ini.
“Microsoft memiliki komitmen jangka panjang untuk pertumbuhan Indonesia. Pengumuman hari ini adalah investasi terpenting kami dalam 26 tahun pendirian kami di sini,” kata Jean-Philippe Courtois, Executive Wakil President bidang Penjualan, Pemasaran and Operasi Micrisoft Global. (ATN)
Discussion about this post