ASIATODAY.ID, BALI – Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto menandatangani kesepakatan antara pemerintah Republik Indonesia dan World Health Organization (WHO) untuk membentuk pusat pelatihan multinegara guna kesiapan operasional darurat kesehatan dan Tim Medis Darurat.
Rencananya, pusat pelatihan itu akan dibuka di Universitas Pertahanan.
Prabowo mengatakan memiliki tim medis darurat yang terampil adalah bagian dari solusi. Namun, melatih tim ini membutuhkan investasi yang substansial, fokus yang berkelanjutan, dan dukungan spesialis, yang tidak dapat diakses oleh semua negara secara mandiri.
“Hal ini membuat kerja sama multi-negara menjadi vital. Kita lebih aman dan kuat saat kita menyiapkan diri kita bersama,” kata Prabowo dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/11/2022).
Ia menjelaskan pembentukan pusat pelatihan ini menjadi upaya bagi permasalahan kesenjangan penanganan pandemi di berbagai daerah, terutama, dalam kesiapan personel.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan ancaman kesehatan, dalam hal ini penyakit, merupakan ancaman terbesar.
Perang melawan penyakit seperti yang telah dilaksanakan dalam mengatasi pandemi covid-19 harus dilakukan bersama-sama.
“Kami perlu belajar dari TNI dan Kemhan dalam melaksanakan manajemen penanganan pandemi yang dilakukan selayaknya seperti saat berperang,” ujar Budi.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mendorong penuh suksesnya implementasi dari MoU ini.
Ia berharap kerja sama ini mampu meningkatkan kesiapan Indonesia dan negara-negara di kawasan dalam menghadapi keadaaan darurat.
“Serta meningkatkan kapasitas dan kesiapan untuk menghadapi pandemi ynag mungkin terjadi di masa mendatang,” ucap Mahfud.
MoU yang ditandatangani ini memuat di antaranya cara kerja sama dan kolaborasi antara Indonesia dan WHO, didasarkan pada langkah-langkah yang diterapkan oleh Kemenhan dan Kemenkes. Sejalan dengan Keputusan Presiden untuk mengelola pandemi covid-19 dan masalah keamanan kesehatan lainnya.
Pusat pelatihan multinegara akan memungkinkan Indonesia dan negara-negara lain untuk memiliki pelatihan pelengkap melalui paket pelatihan baru yang inovatif termasuk latihan simulasi.
Pelatihan akan mencakup berbagai bidang, termasuk mengelola keadaan darurat kesehatan masyarakat, manajemen medis dan logistik, serta dampak medis, sosial, dan ekonomi dari keadaan darurat. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post