ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia dipercaya untuk memimpin The 28th General Conference of Directors of National Libraries in Asia and Oceania (CDNLAO).
Konferensi Kepala Perpustakaan Nasional di Asia dan Oseania ke-28 ini, akan digelar di Jakarta pada 24-27 Oktober 2022 mendatang.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menjadi penyelenggara kegiatan tahunan antarkepala perpustakaan di Asia dan Oseania yang membahas kondisi perpustakaan di kawasan Asia Pasifik tersebut.
Tahun ini, pertemuan CDNLAO ke-28 mengangkat tema Library Service Impacts on Community: Sustainability, Inclusion, and Innovation.
Pertemuan ini memiliki tiga tujuan utama yakni untuk bertukar informasi dan mempromosikan kerja sama dalam pengembangan perpustakaan di Asia dan Oseania, membantu perpustakaan di negara-negara kurang berkembang melalui kerja sama, dan memahami perkembangan seni perpustakaan di antara perpustakaan di Asia dan Oseania.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menjelaskan manifesto International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA)-UNESCO 2022 menyatakan perpustakaan umum sebagai kekuatan untuk pendidikan, kebudayaan, inklusi dan informasi, sebagai agen untuk pembangunan berkelanjutan, dan pemenuhan kebutuhan individu akan perdamaian dan kesejahteraan spiritual semua individu.
“Oleh karena itu, Unesco mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung dan terlibat secara aktif dalam pengembangan perpustakaan umum,” kata Muhammad Syarif Bando di Jakarta, Sabtu (22/10/2022).
Manifesto juga menyatakan perpustakaan umum merupakan pusat informasi lokal, yang membuat semua jenis pengetahuan dan informasi tersedia bagi penggunanya.
“Perpustakaan menyediakan ruang yang dapat diakses publik untuk menghasilkan pengetahuan, berbagi dan bertukar informasi dan budaya, serta promosi keterlibatan masyarakat,” tambahnya.
Hal ini sejalan dengan program prioritas yang diusung Perpusnas, Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
Dimulai sejak 2018, TPBIS berhasil mengembangkan wawasan pengetahuan dan berbagai keterampilan yang bermanfaat bagi usaha masyarakat guna meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.
“Keberhasilan perpustakaan dalam TPBIS dapat diukur dari kemampuan perpustakaan merancang dan mempresentasikan dirinya sebagai ruang publik agar masyarakat dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan; ruang belajar secara kontekstual; dan ruang berlatih keterampilan dan kecakapan yang diperlukan masyarakat untuk meningkatkan kapabilitas dan produktivitas,” urainya.
TPBIS juga akan dipaparkan Kepala Perpusnas dalam sesi khusus narasumber. Tahun ini merupakan ketiga kalinya Indonesia menjadi tuan rumah.
Sebelumnya, Indonesia terpilih menjadi tuan rumah pada 2007 dan 2012. Seharusnya, pertemuan CDNLAO ke-28 dilaksanakan pada 2020 di Indonesia. Akan tetapi karena situasi pandemi Covid-19, maka pertemuan ini ditunda.
Pertemuan CDNLAO ke-28 akan diisi dengan materi dari sembilan narasumber yang terkait dengan tiga subtema yakni keberlanjutan, inklusi, dan inovasi.
Para narasumber adalah Presiden IFLA, Vicki McDonald (Australia), Manager IFLA Regional Asia-Oseania, Lin Lin Soh (Singapura), Perpustakaan Nasional Iran, Esmat Momeni, Perpustakaan Nasional Vietnam, Nguyen Ngoc Anh, Perpustakaan Nasional Filipina, Edgardo B. Quiros, Perpustakaan Nasional Singapura, Alicia Yeo, Perpustakaan Nasional Qatar, Tan Huism, dan Perpustakaan Nasional Tiongkok, Xiong Yuanming.
Pertemuan digelar secara hybrid dan diikuti perwakilan dari IFLA dan 29 negara di Asia dan Oseania. (ATN)
Discussion about this post