ASIATODAY.ID, BATAM – Kegiatan Konservasi Mangorove di Indonesia sebagai upaya mengatasi pemanasan global siap diajukan ke KTT Aksi Iklim PBB di New York, September 2019 mendatang. Inisiatif itu datang dati Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.
“Saya akan lapor ke Presiden, bentuknya konsultasi karena ini strategis sebenarnya. Ibu Negara juga sudah menyampaikan soal pentingnya mangrove ini di pertemuan Ibu Negara G20. Menurut saya ini bagus buat Indonesia sebagai penanda kita peduli dengan mangrove,” ujar Siti pada perayaan peringatan Hari Konservasi Alam Nasional 2019 di Taman Wisata Alam, Muka Kuning, Batam, Rabu (7/8/2019).
Pada 23 September 2019 mendatang, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres akan menjadi tuan rumah KTT Aksi Iklim PBB, menyerukan para Kepala Negara dan para pemimpin lainnya, termasuk dari sektor swasta, untuk datang ke New York dengan rencana konkrit, dengan skala terukur menuju transformasi penuh untuk mencapai ekonomi riil net-zero emisi global pada 2050.
“Karena itu saya ingin masukkan ini ke agenda Climate Action Summit, boleh dibilang saya akan usulkan ke Presiden, agar Beliau menyebutkan aksi penanaman mangrove ini sebagai bagian penting dalam upaya mengendalikan perubahan ikilm. Bahannya sedang kita siapkan,” lanjut Siti.
Sebetulnya kata dia, mangrove merupakan “preparate” terbaik dalam menyimpan karbon setelah lahan gambut. Penelitian Balai Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BLI KLHK) menyebutkan mangrove menjadi terbaik kedua sebagai carbon sink setelah gambut, atau lima kali setara hutan biasa.
Oleh karena itu, Siti mengatakan setelah kurang lebih sudah melihat hasil tata kelola gambut maka pemerintah juga ingin melihat dan menghadapi secara nyata masalah-masalah pengelolaan mangrove.
“Kita bersyukur bahwa Ibu Negara mengambil kepedulian terhadap mangrove dan itu dilakukan bersama OASE-KK. Kepada saya, sebenarnya Ibu Negara menyampaikan informasi tentang aksi penanaman mangrove. Tapi karena aksi ini memang mendukung langkah subyek Kementerian, jadi saya tentu dukung dan harus terdepan juga,” ujar dia.
Lebih lanjut, Siti mengatakan bahwa Ibu Negara telah menyampaikan pada dirinya bahwa aksi penanaman mangrove sudah lengkap dilakukan di 34 provinsi. Sebanyak 137.000 bibit pohon mangrove ditanam bersama seluruh jajaran pemerintahan dan masyarakat termasuk juga TNI/Polri, maka setelah itu tentu harus ada tindak lanjutnya.
Indonesia memiliki tiga juta hektare lebih hutan mangrove, di mana 54 persen ada di kawasan hutan sedangkan 46 persen berada di luar kawasan hutan.
Sejumlah masalah terjadi di beberapa tempat, seperti diolah oleh industri menjadi arang. “Berarti harus ada regulasi tentang ini, itu sedang diberesi, jangan lama-lama juga,” ujarnya.
Sebelumnya, Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama istri menteri Kabinet Kerja yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) melakukan penanaman mangrove di lokasi penanaman mangrove di Pancur Pelabuhan, Kelurahan Tanjung Piayu, Kecamatan Sei Beduk, Batam.
Ibu Negara bersama Ibu Mufidah Jusuf Kalla juga melakukan pelepasliaran dua pasang elang bondol yang memiliki nama ilmiah Haliastur indus di TWA Muka Kuning bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan istri menteri Kabinet Kerja yang tergabung dalam OASE-KK. (Lis)
,’;\;\’\’
Discussion about this post