ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian mulai mendorong pengembangan Industri Cangkang Kapsul dari Rumput Laut. Pasalnya, potensi Indonesia sangat menjanjikan bahkan termasuk penghasil rumput laut terbesar di dunia.
Salah satu yang tengah di dorong, yakni pengembangan Cangkang Kapsul berbahan baku rumput laut.
Menurut Direktur Jenderal Industri Argo Kementerian Perindustrian Abdul Rochim, dalam pengembangan peningkatan daya saing komoditas rumput laut, pemerintah telah melakukan kerja sama dengan kalangan akademisi di Tanah Air.
Misalnya, kerjasama dengan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang telah memelopori pengembangan cangkang obat kapsul berbahan baku rumput laut di Indonesia dengan kapasitas 3,6 juta cangkang kapsul per hari.
“Industri cangkang kapsul berbahan baku rumput laut sebagai pengganti gelatin sangat potensial di Tanah Air, karena rumput laut sebagai bahan baku utama sangat melimpah di sepanjang pesisir Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (5/8/2019).
Rochim mengungkapkan, kebutuhan cangkang kapsul nasional sebanyak 6 miliar butir per tahun. Saat ini, produksi domestik untuk cangkang kapsul berbahan baku gelatin mencapai 5 miliar butir per tahun.
Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan cangkang kapsul dipasok dari Thailand Bangladesh, India, dan China yang dibuat dari gelatin. Bahan baku gelatin sendiri merupakan produksi dari kulit, jaringan, tulang sapi dan kerbau.
“Kebutuhan cangkang kapsul di dalam negeri saat ini perlu dioptimalkan oleh industri, sehingga cangkang kapsul berbahan rumput laut memiliki potensi yang sangat luar biasa,” imbuhnya.
Rochim menambahkan karena potensi rumput laut yang sangat besar, Kemenperin terus mendorong peningkatan produksi di Tanah Air. Selain untuk kebutuhan dalam negeri, rumput laut juga sudah diekspor ke beberapa negara seperti China, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.
Berdasarkan data Kemenperin, ekspor rumput laut Indonesia pada 2014 sampai 2018 memiliki tren positif yang naik hingga 0,81%. Pada periode Januari-April 2019, ekspor rumput laut senilai US$92,92 juta atau naik 3,98% dibanding capaian di periode yang sama tahun lalu yang senilai US$89,37 juta.
Ekspor rumput laut Indonesia tertinggi didominasi oleh ekspor rumput laut mentah Euchema spp dalam bentuk kering atau fresh yang dapat dikonsumsi manusia dengan total ekspor pada tahun lalu mencapai US$140,41 juta. Indonesia merupakan penghasil rumput laut kering terbesar di dunia dengan produksi 328.000 ton atau 61,18% total produksi dunia pada 2017. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post