ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia terpaksa harus gagal menyelenggarakan kejuaraan panjat tebing se Asia setelah Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC) menunda seluruh event internasional akibat pandemi global wabah coronavirus (Covid-19).
“Pada saat ini semua pihak fokus pada upaya untuk menyelamatkan dunia dari wabah. Nanti kalau pandemi sudah mereda, kita bisa berlaga dan berkompetisi kembali,” ujar Ketua umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) Yenny Wahid dalam keterangan tertulis, yang diterima Jumat (27/3/2020).
Sebelumnya, Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah kejuaraan panjat tebing Asia karena IFSC memutuskan untuk memindahkan lokasi awal penyelenggaraan di Morioka, Jepang dengan alasan khawatir penyebaran virus corona. Namun hingga kini, covid-19 malah makin meluas di seluruh dunia.
Kejuaraan panjat tebing Asia merupakan babak kualifikasi terakhir sebelum Olimpiade 2020, yang juga pada akhirnya ditunda hingga tahun depan. covid-19 telah menjadi pandemi dan memaksa IFSC untuk menunda seluruh kejuaraan internasional.
“Bahkan Marco (Ketua IFSC) menekankan bahwa tebing dan dinding tidak akan bergeser, tetapi virus bisa menjalar kemana-mana. Karenanya menjadi penting sekali kita semua tetap menjaga jarak dan tinggal di rumah,” kata dia.
Peluang tim panjat tebing Indonesia ke Olimpiade Tokyo terbilang tipis. Pasalnya, pada ajang kualifikasi IFSC Combined Qualifier di Toulouse, Prancis November 2019 lalu, Aries Susanti Rahayu dan Alfian M. Fajri sebagai andalan gagal tembus ke posisi enam besar.
Pada kejuaraan yang mempertandingkan nomor combined atau kombinasi antara lead (panjat tebing dengan belayer), speed (adu cepat), dan boulder (panjat tebing tanpa pengaman tali) itu, Aries hanya mampu finis di urutan ke-16, sedangkan Alfian menempati posisi ke-13.
Yenny mengatakan bahwa atlet panjat tebing hanya unggul di nomor speed dan tak bisa berbicara banyak pada nomor lead dan boulder. Maka dengan pengajuan sebagai tuan rumah diharapkan bisa menjadi kesempatan terakhir untuk merebut tiket olimpiade.
“Tugas dari federasi adalah mencoba semua peluang yang ada. Ini harus kami ambil sehingga atlet bisa maksimal. Itu yang terpenting, kami coba dulu setipis apapun peluangnya,” tandasnya. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post