ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri menggelar pameran seni rupa bertajuk “Weaving the Ocean” yang diadakan di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Bali. Pameran dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan tahunan yang digelar Kemlu yaitu Bali Democracy Forum (BDF) ke-13 dengan menerapan protokol kesehatan pada tanggal 10 Desember 2020.
Pameran ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Road to the 13th BDF Economic Pillar yang dilakasanakan pada 5 – 6 November 2020 lalu. Kegiatan Economic Pillar yang bertemakan “Pemberdayaan UMKM Untuk Pemulihan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan Pasca-Pandemi” ini melibatkan seluruh elemen terkait dalam sebuah diskusi, mulai dari kalangan pemerintah, masyarakat madani, akademisi, dan pelaku UMKM baik dari dari dalam maupun luar negeri, termasuk seniman (artist) Ari Bayuaji.
‘Weaving the Ocean’ adalah proyek seni rupa kontemporer yang diprakarsai oleh perupa Ari Bayuaji, dimulai pada awal masa pandemic COVID-19 di Bali. Inisiatif ini merespon kondisi ekonomi Bali yang kian memprihatinkan. Pandemik ini telah menghantam sektor ekonomi unggulan Bali, yakni pariwisata dan UMKM, yang sangat bergantung dengan kedatangan turis. Masyarakat Bali pada umumnya bekerja pada sektor-sektor ini, pada akhirnya harus kehilangan pekerjaan dan mengalami keterpurukan ekonomi,” demikian dikutip Rabu (16/12/2020).
Lebih dari sekedar memberdayakan penenun-penenun yang kehilangan mata pencahariannya akibat pandemi COVID-19 ini, Weaving the Ocean project memiliki nilai positif terhadap kelestarian alam.
“Kain tenun” yang dihasilkan oleh Weaving the Ocean adalah berbahan tenun dari alam yaitu tali-tali plastik yang ditemukan di kawasan hutan bakau di daerah Sanur.
Karenanya, tidak hanya mempekerjakan para penenun, namun proyek seni ini juga melibatkan beberapa nelayan untuk mengumpulkan tali-tali plastik dari Laut. (ATN)
Discussion about this post