ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia jadi basis pasar terbesar TikTok Shop di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Data Bloomberg menyebutkan TikTok Shop menghasilkan lebih US$2,5 miliar di Indonesia tahun 2022, atau menyumbang sekitar 60% dari total pendapatan e-commerce itu senilai US$ 4,4 miliar di ASEAN.
“TikTok menaruh harapan besar pada pasar e-commerce yang berkembang di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, negara ini menyumbang hampir 60% pendapatan e-commerce TikTok di wilayah tersebut,” demikian data Cube Asia sejalan dengan Bloomberg dikutip Gizmochina, Jumat (13/10/2023).
Larangan TikTok Shop di Indonesia tidak hanya menimbulkan keraguan terhadap target pendapatan TikTok di seluruh dunia, tetapi juga mengirimkan sinyal peringatan kepada platform perdagangan sosial di Asia Tenggara.
“Tujuan pendapatan TikTok secara global yang ambisius kini berada di ujung tanduk,” kata Asisten Peneliti Program Columbia-Harvard China dan Dunia, William Yuen Yee.
Setelah langkah Indonesia ini, kata dia, pedagang tradisional dan pasar offline di negara-negara Asia Tenggara lainnya kemungkinan akan mengajukan hal serupa kepada pemerintah masing-masing.
Keputusan Indonesia melarang TikTok Shop juga bisa menjadi keuntungan bagi platform e-commerce yang tidak terlalu bergantung pada pengaruh media sosial.
Li Chengdong, selaku pendiri konsultan Dolphin yang berbasis di Beijing, mencatat bahwa upaya e-commerce TikTok belum berhasil di pasar Barat. “Larangan di Indonesia merupakan pukulan besar,” kata dia.
Larangan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan model e-commerce streaming langsung, tren yang berasal dari China.
Douyin, mitra TikTok di China, berhasil meraup pendapatan besar hampir US$205 miliar tahun lalu dari aktivitas streaming langsung, menurut Cinda Securities yang berbasis di Beijing. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post